Iklan

Sosok Jahja Dt. Kajo, Damang Padang Panjang Dimasa Lalu

Admin
25 Agustus 2020, 07:25 WIB

Sosok Jahja Dt. Kajo, Damang Padang Panjang Dimasa Lalu


Suluah.id -  Jahja Dt. Kajo, adalah Demang Padangpanjang, yang kemudian menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) . Dalam foto diatas,  Jahja nampak berpose bersama istrinya .


Jahja Dt, Kajo adalah salah seorang pemuka masyarakat Minangkabau yang cukup terkemuka. Kariernya dalam jajaran Binnenlands Bestuur (BB) Hindia Belanda cukup bagus, walaupun diselingi juga dengan kontroversi. Salah satunya terkait dengan pengangkatannya sebagai anggota Volksraad tahun 1927. 


Majalah Pandji Poestaka No 19, Tahoen V, 8 Maart 1927, hlm. 317 [Kroniek] melaporkan kisruh pemilihan anggota Volksraad yang mewakili Sumatera Barat. Suara terbanyak para penghulu jatuh kepada Loetan Datoek Rangkajo Maharadjo, tapi yang kemudian mendapat restu dari Batavia adalah Jahja Dt. Kajo.  


Belakangan muncul pula nama Landjoemin Datoek Toemenggoeng, orang Minangkabau pertama yang berhasil menduduki jabatan Patih di Batavia. Kaum penghulu di Minangkabau terpecah menghadapi persoalan ini. 


Datuk Sinaro Eere Voorzitter P.A.A.M. [Perkumpulan Adat Alam Minangkabau], misalnya, mengklaim bahwa sebanyak 3000 orang penghulu anggota P.A.A.M. cabang Luhak 50 Kota tetap menghendaki Loetan Datoek Rangkajo Maharadjo yang diangkat menjadi lid (anggota) Volksraad sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam rapat (vergadering) mereka pada 26 Januari 1927.


Lahir di Koto Gadang pada 1 Agustus 1874 dari ayah bernama Pinggir yang bersuku Sikumbang dan ibu yang bernama  Bani dari  bersuku Piliang, Jahja menjalani masa kecilnya bersama mamaknya, Lanjadin Khatib Besar gelar Datoek Kajo, yang pernah menjabat sebagai kepala gudang kopi di Baso. Pada 1888 Jahja belajar magang di kantor Residen Padang Darat di Fort de Kock. 


Kemudian, antara 1892-1895, ia magang sebagai leerlingschrijver (juru tulis magang) di Kantor Kontrolir Agam Tua. Gelar Datoek Kajo diterima Jahja dari kaumnya pada 11 Mei 1895.


Karier Jahja di BB sbb: menjabat sebagai Tuanku Laras IV Koto (1895), Kepala Laras Banuhampu (1913); Demang Bukittinggi (1914); Demang Payakumbuh (1915-1918); Demang Padangpanjang (1919-1928); anggota Volksraad(dua periode): 1927-1931, 1931-1935 (sumber lain menyebut sampai 1939). Di Volksraad, Jahja adalah salah seorang wakil pribumi yang kritis. Ia sering membela masyarakat Minangkabau yang diwakilinya. Ia juga dikenal sebagai orang yang konsisten menggunakan Bahasa Melayu dalam pidato-pidatonya di Volksraad(Pandji Poestaka, No. 57, Th. XVII, 19 Juli 1939:1059).


Foto ini tanpa tarikh, tapi mungkin dibuat dalam dekade kedua atau ketiga abad 20. Istri Jahja yang tampak di foto ini tidak pula disebutkan namanya. Mungkin ada di antara penyuka rubrik ‘Minang Saisuak’ yang mengetahuinya.


Jahja wafat pada 9 November 1942 di Koto Gadang. Beberapa tahun sebelumnya berpulang, ia masih terpilih menjadi anggota Minangkabau Raad pada 1939 (Soeleiman 1939). Lebih jauh tentang Jahja Dt. kajo, bacalah buku karangan Azizah Etek, Mursyid A.M. dan Arfan B.R., Kelah Sang Demang: Jahja Datoek Kajo, Pidato Otokritik di Volksraad 1927-1939.Yogyakarta: LKiS 2008 [Seri Satu Abad Kebangkitan Nasional] . (Sumber: Tropenmuseum, Amsterdam).


Dikutip dari :

Suryadi– Leiden University, Belanda / Singgalang,Minggu 4 Juni 2017


Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Sosok Jahja Dt. Kajo, Damang Padang Panjang Dimasa Lalu

Iklan