Suluah.id -- Katik Sulaiman atau akrab disapa Babe, dengan tenaga diusia yang tak lagi muda, mendorong gerobak es cendol yang dijajakannya. Untuk melindungi kepalanya dari panasnya terik matahari, Babe mengenakan topi koboi berbahan kulit. Nampak gagah diusia yang terbilang tua.
Babe biasa menjajakan es cendolnya dengan berkeliling. Dibawah terik sengatan matahari, berjalan di aspal mengenakan sendal jepit, dengan langkah kecil tetapi pasti, Babe mendorong gerobak es cendol tua saat pembeli memanggilnya.
Dengan ramah dan cekatan, ia melayani para pembeli. Usia Babe saat ini 83 tahun. Cukup tua untuk menjajakan es cendol dengan berkeliling. Tempat tinggalnya di Batang Arau. Kabupaten Tanah Datar.
Dari penuturannya, Babe mengaku sudah dia puluh tahun berprofesi sebagai penjual es cendol dengan berkeliling menjajakannya.
Berbagai suka duka telah ia alami dalam berjualan minuman yang menyegarkan, penghilang dahaga saat cuaca panas tersebut.
"Dukanya kalau musim hujan jarang laku alias sepi pembeli, kadang modal juga enggak kembali. Sukanya, kalau ada acara hajatan atau kegiatan pemerintah di lapangan, jualan es cendol laris," jelas Babe.
Rata-rata kalau lagi mujur, ia mendapat penghasilan kotor Rp150 ribu per hari dengan keuntungan yang ia dapat sekitar Rp. 50 ribu.
Namun kalau pembelinya sedikit, pendapatannya belum bisa menutupi modalnya. Namun itu tak menyurutkannya untuk terus berjualan.
Tak kurang dari lima kilometer, setiap harinya Babe berjalan berkeliling sambil mendorong gerobak es cendolnya. Dimulai dari tempat tinggalnya yaitu Batang Arau perbatasan Tanah Datar, kemudian ke arah Solok Batuang melewati depan RSUD Kota Padang Panjang, dan diteruskan ke Simpang Serambi Mekkah.
Meski sudah di usia senja, Babe tidak pantang menyerah. Ia tetap berjualan meski terkadang merasa lelah di tengah jalan.
Bagi Babe, selagi masih sanggup dia akan terus berusaha. Karena dalam hidupnya, tidak ada kata menyerah. Babe percaya bahwa Allah telah mengatur rezki setiap hamba, tutup Babe sembari tersenyum. (Nana)