Foto Ilustrasi |
Padang — Pemerintah Kota Padang berencana akan membuka proses belajar mengajar (PBM) secara tatap muka bagi sekolah-sekolah khususnya tingkat SD dan SMP yang ada di Kota Padang.
Hal itu mengacu, seiring telah terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) empat kementerian terkait penyelenggaraan proses belajar mengajar tahun ajaran 2020-2021.
Oleh karenanya, untuk di Kota Padang, awal Januari 2021 sekolah-sekolah sudah diarahkan boleh melaksanakan proses PBM secara tatap muka, alias tak lagi menggunakan dalam jaringan (daring).
Walikota Padang Mahyeldi mengatakan, pembukaan belajar secara tatap muka ini memang harus segera dilakukan. Hal itu dikarenakan banyak hal yang mendasari. Seperti sistem belajar daring yang diberlakukan selama ini cenderung menyusahkan para orang tua.
“Begitu juga terhadap sektor ekonomi, warga yang berjualan di sekolah sangat terganggu, karena kehilangan rezeki selama PBM menggunakan daring. Dan masih banyak lainnya,” ungkap Walikota Padang Mahyeldi sewaktu memotivasi sekaligus membuka secara resmi acara ‘zoom meeting’ terkait persiapan kurikulum sekolah secara tatap muka bersama ribuan para kepala sekolah beserta guru-guru SD/SMP negeri dan swasta se-Kota Padang, Selasa (08/12/2020).
Mahyeldi berharap, dengan langkah-langkah atau rencana dibukanya sekolah secara tatap muka di Kota Padang, maka diharapkna pendidikan di Kota Padang akan kembali membaik. Sebagaimana juga banyak manfaat lainnya didapatkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Habibul Fuadi menjelaskan, sesuai ketentuan, persyaratan yang terutama sekali disiapkan adalah memberikan kepastian dalam menjalankan protokol Covid-19 di dalam proses belajar tatap muka nantinya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Habibul Fuadi |
“Untuk ini kita sudah arahkan ke seluruh sekolah untuk menyiapkan semua baik sarana-prasarana, menyiapkan SDM serta melakukan sosialisasi termasuk perencanaan belajar mengajar ke depan,” tuturnya.
Dikatakan Habibul, dengan telah dilengkapinya sejumlah persyaratan, menjelang awal Januari 2021, maka nanti Tim Satgas Covid-19 Kota Padang juga akan melakukan verifikasi. Sekolah yang dinilai siap dan diizinkan melakukan belajar tatap muka maka akan kita keluarkan izinnya.
“Sementara bagi sekolah yang belum siap, kita beri kesempatan untuk mempersiapkan diri. Sehingga dalam proses pembelajaran nantinya betul-betul aman dari penularan Covid-19. Sekaligus juga dapat menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas bagi generasi muda kita,” tambahnya.
Ia menjelaskan lagi, pada prinsipnya seluruh sekolah di Kota Padang baik SD dan SMP nanti akan diizinkan membuka belajar tatap muka di awal Januari 2021 nanti. Namun, semuanya harus melalui verifikasi sesuai kriteria yang ditentukan.
“Pertama yaitu, bagaimana setiap sekolah harus memenuhi seluruh sarana-prasarana terkait dengan protokol Covid-19. Kemudian apakah guru-guru atau pihak sekolahnya sudah di swab dan apakah anak-anaknya sudah dizinkan oleh orang tuanya. Jadi ini menjadi hal yang sangat prinsip. Sebab, walaupun sekolah sudah dibuka, mengizinkan murid datang ke sekolah itu harus ada izin dan pernyataan tertulis dari wali murid,” paparnya.
Selanjutnya terkait teknis proses belajar mengajar tatap muka di tengah pandemi Covid-19 nantinya, Habibul menjelaskan, sesuai arahan SKB empat kementerian maka semuanya nanti serba separuh atau dibagi 50 persen dari biasanya sebelum pandemi Covid-19.
“Seperti contoh, murid yang belajar di satu lokal hanya diikuti setengah dari total jumlah murid yang ada. Berarti kalau ada satu lokal itu muridnya berjumlah 40 orang, pas belajar nanti akan dibagi 50 persen menjadi hanya 20 orang. Kemudian terkait jam pelajaran hanya separuh dari jam normal. Seperti contoh biasanya pelajaran agama memakan waktu 4 jam dalam seminggu nantinya hanya 2 jam pelajaran. Tujuannya agar guru tidak bertambah jam kerjanya, karena nanti meski dibagi menjadi 2 shift.
Sementara tentang materi pelajaran juga separuh dari kurikulum normal sebelum pandemi Covid-19, sisanya menjadi tugas mandiri.
“Praktiknya nanti, apakah sekolah akan selang-seling atau sehari masuk dan sehari libur serta lainnya, nanti akan kita diskusikan lagi sesuai kondisi dan situasi sekolah masing-masing. Kalau misalnya sekolah itu bisa melakukan shift belajar selang-seling silahkan. Lebih aman seperti masuk 3 hari berturut-turut lalu liburnya juga demikian silahkan. Yang penting kita harus memastikan jumlah murid yang hadir setiap hari di sekolah itu adalah separuh dari jumlah murid dari kondisi normal. Termasuk para orang tua tidak boleh numpuk dan menghindari kerumunan ketika menunggui anaknya di sekolah. Intinya kita berharap nanti jangan sampai sekolah menjadi klaster penyebaran baru Covid-19 di Kota Padang,” sambung Habibul.
Ke depan, para guru tenaga kependidikan bahkan penjaga sekolah akan diminta melakukan tes swab. Sedangkan bagi murid tidak dianjurkan melakukan tes swab, cuma bagi yang sakit diizinkan pulang ke rumah.
“Bagi siapa saja yang bekerja di lingkungan sekolah akan disuruh melakukan tes swab. Untuk sementara nanti kafe sekolah belum kita izinkan buka, makanya peserta didik dianjurkan membawa bekal makanan dna minuman dari rumah masing-masing,” cetusnya.
Ia berharap pelaksanaan proses belajar mengajar tatap muka ini didukung oleh semua pihak. Tidak saja pihak sekolah dan orang tua, namun juga dari masyarakat.
“Karena hampir 25 persen dari total populasi penduduk Kota Padang adalah anak-anak sekolah. Jangan sampai anak-anak kita ini menjadi tertular oleh Covid-19 justru setelah proses belajar mengajar kita buka. Kita sudah punya antisipasi, seandainya ada saja satu orang anak tertular maka sekolahnya otomatis akan kita liburkan. Namun Insya Allah kita tentu berharap, semoga tidak terjadi klaster-klaster baru Covid-19 di sekolah-sekolah yang ada di Kota Padang ini,” pungkas Habibul. (ril/bd)