Iklan

Tugu Babiola di Pessel, Sebuah Usaha Melestarikan Rabab Pasisia

Admin
19 Januari 2021, 20:58 WIB


Suluah.id --  Ada icon menarik yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Namanya Tugu Babiola (Rabab Pasisia) . Tugu ini yang akhirnya telah selesai pembangunannya. Tugu Babiola itu dilengkapi patung menyerupai wajah sang legendaris pemain rabab di Pesisir Selatan.


Babiola atau Rabab Pasisia merupakan sebuah seni musik yang dimainkan secara individual dengan alat sejenis biola. Namun perbedaan di antara rabab dengan biola, terletak pada jumlah senar dan cara memainkannya.


Biola pada umumnya diletakkan di bahu. Sementara rabab Pasisia dimainkan dengan cara alat musiknya diletakkan di ujung kaki dengan posisi bersila. Sepintas, kedua alat musik antara rabab dengan biola nyaris sama.


Di Pesisir Selatan, Babiola sudah menjadi sebuah kearifan lokal, karena pelaku dan alat yang digunakan itu benar-benar lahir di daerah itu. Rabab Pasisia tak sekadar musik, tapi ada pesan yang disampaikan.


Pemain Rabab Pasisia, Sabarudin, mengatakan, menjadi seorang pemain Biola Pasisia tidak seperti orang yang dengan mudah bernyanyi sambil memainkan gitar. Banyak teknik gesekan biola dan ada nada yang tidak biasa dimainkan oleh banyak seniman di negara mana pun.


“Untuk memainkan Biola Pasisia hanya masyarakat di Pesisir Selatan yang bisa memahaminya, karena bahasa yang digunakan kental dengan bahasa dan logat Minang daerah,” katanya, ketika dihubungi, Minggu (19/1/2020).


Menurutnya, dalam memainkan Rabab Pasisia ada rasa, sehingga masyarakat yang menyaksikan dan mendengarkannya turut merasakan pesan atau kisah hidup yang disampaikan oleh pemainan Biola Pasisia.



Mendapatkan rasa dalam bermain rabab adalah hal yang paling utama, karena pesan atau berita yang disampaikan itu adalah kisah nyata, bukan sebuah karangan belaka.


Terciptanya sebuah karya dalam memainkan kesenian tradisional tersebut, merupakan gabungan dari pemain biola yang andal, serta adanya sumber informasi yang terpercaya yang ingin menyampaikan kisah hidupnya kepada banyak orang.


“Kisah-kisah hidup yang disampaikan itu tentang suka duka dalam mengadu nasib di tanah rantau, karena masyarakat di Sumatra Barat banyak yang merantau. Bahkan bisa dikatakan, dengan bermain Biola Pasisia ini ibarat menjadi seorang ustadz yang menyampaikan nasihat hidup atau ceramah kepada banyak orang,” ujarnya.


Prinsip dari pemain Biola Pasisia, tidak ada biola yang bisa digesek, jika tidak ada kabar yang akan disampaikan. Begitu juga dalam memainkan Biola Pasisia, tidak bisa jari-jari pemain biola melantunkan irama not, bila tidak ada arah cerita yang bisa disampaikan. Tanpa ada cerita, Biola Pasisia seakan hilang kegagahannya di hadapan para wanita cantik rupawan.


Melihat begitu uniknya Babiola ini, Pemkab Pesisir Selatan mendirikan sebuah tugu di kawasan Kota Painan, Pesisir Selatan. Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni, mengatakan, hadirnya tugu itu merupakan ciri khas yang melambangkan wilayah tersebut dengan kesenian Rabab Pasisia.


Tugu tersebut didirikan untuk melestarikan Babiola dari masa ke masa. Setidaknya, dengan berdirinya tugu itu generasi di Pesisir Selatan, atau wisatawan yang datang ke Painan, bisa kenal dengan Rabab Pasisia.


“Di tugu itu ada keterangan singkat yang dituliskan seputar Rabab Pasisia. Jadi, bagi yang singgah melihat lebih dekat tugu Babiola itu, bisa mengetahui Rabab Pasisia. Tapi jangan disalahartikan ya, patung itu bukan untuk disembah,” tegasnya.


Untuk membuat tugu itu, Pemkab Pesisir Selatan menganggarkan dana mencapai Rp1 miliar lebih. Pembuat patung tukang Rabab berasal dari Sukabumi, Jawa Barat. (Cendana) 

Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Tugu Babiola di Pessel, Sebuah Usaha Melestarikan Rabab Pasisia

Iklan