Suluah.id -- Bencana yang datangnya terkadang beruntun seringkali dipahami dengan salah oleh manusia atau pemahamannya belum sampai kepada pemahaman bahwa semua itu merupakan peringatan dari Allah SWT tetapi dipahami sebagai ujian yang seolah-olah perbuatan kita sebagai manusia di dunia ini sudah baik dan benar.
Manusia mengemban misi pengabdian yang mempunyai tugas mulia dan tidak ringan yaitu mengelola, mengatur, memelihara dan memimpin alam.
Di tangan manusia kualitas alam ini akan tetap terjaga baik dan lestari. Namun jika misi itu dikhianati, manusia justru menurunkan atau merusak dan menghancurkan alam maka alam akan mencari jalannya.
Alam akan selalu menjaga keseimbangannya, Manusia terkadang tak pernah menyadari bahwa alam "punya kuasa" dalam menyeimbangkan. Dengan caranya sendiri. Yang terkadang hal tersebut, oleh manusia disebut "bencana" alam.
Manusia dapat berkuasa karena kemampuan berpikir. Namun, efek dari pemikiran yang tidak mendalam ini yang tidak menjadi kuasa manusia. Jalan pikiran manusia yang rakus dan tak peduli pada alam, membuat alam rusak dan di-rudapaksa.
Lalu alam pun memutuskan dengan caranya. Menyucikan diri atau mengubur seluruh kerusakan. Yang kita sebut sebagai bencana. Bagi alam hal tersebutagar kembali terjaga keseimbangan.
Diterima atau tidak, manusia sejak lahir sudah berhutang kepada alam. Alam yang berada di sekitarnya bukanlah warisan tetapi hutang. Terhadap pola pikir itulah kemudian manusia menjaga agar hutangnya tidak bertambah banyak.
Manusia dengan pola pikirnya yang bijak akan membuat pulaunya terjaga daripada eksploitasi elemen berharga yang bertaburan di tanahnya.
Sungguh terpuji, manusia yang selalu melestarikan alam karena tak ingin hutangnya pada alam terus bertambah. Satu ekor capung kecil mati, akan mempengaruhi begitu banyak dalam skala besar.
Seperti riak pada air tenang, gelombangnya akan terus hingga ke pinggiran. Setiap hal baik yang dilestarikan akan memberikan manfaat kepada masyarakat banyak.
Seberapa baik hubungan antar manusia dengan alam merupakan gambaran atau manifestasi dari seberapa baik juga hubungan manusia terhadap Al Khaliq. Seringkali hubungan manusia dengan Allah hanya dipahami terpisah dengan perilaku duniawinya sehingga hubungan itu tidak berdampak pada hubungannya terhadap sesama makhluk.
Orang Baik Jaga Keseimbangan Alam.
(Budi)
