Iklan

Menikmati Sensasi Pedas Kuliner Minang di Semangkuk Cangkuak

Admin
25 Maret 2021, 17:31 WIB
Menikmati Sensasi Pedas Kuliner Minang di Semangkuk Cangkuak



Suluah.id -- Makanan khas Minangkabau ini masih asing lagi bagi penikmat kuliner Nusantara. Berbahan dari air nasi, sambal cangkuak adalah sajian kuliner lezat yang belum banyak diketahui. Dan di rumah makan khas Padang pun belum banyak yang menyediakan menu ini.
Serupa dengan sambal khas Minang yang kuat dengan sensasi pedas. Cangkuak juga tidak kalah pedas. Sensasi pedas yang mengesankan di lidah. 
Sambal ini diyakini masyarakat sebagai salah satu kuliner khas Padang Panjang yang secara turun menurun tetap dipertahankan hingga sekarang.
Untuk melestarikan Kuliner ini, Kota Padang Panjang pernah memecahkan rekor memasak Sambalado Cangkuak terbanyak di dunia dan diberi penghargaan oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).
Kegiatan tersebut dilangsungkan dalam acara Festival Cangkuak, yang diadakan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-227 Kota Padang Panjang pada 1 Desember 2017 yang lalu. 
Yang menarik dari festival ini adalah cara memasak cangkuak yang masih menggunakan cara tradisional. Para peserta ditantang untuk memakai wajan dari tanah liat dan sendok kayu untuk memasak.
Sebanyak 1.227 tungku kecil, yang terbuat dari 16 ribu buah batu, berjejer di sepanjang Jalan Sudirman, Padang Panjang. Semua peserta yang berasal dari 16 kelurahan ini terlihat memasak cangkuak di atas tungku dan kayu bakar. Bahannya sudah disiapkan oleh panitia penyelenggara.
Kalau biasanya makanan khas Minangkabau dikenal dengan hidangan yang bersantan, sambal cangkuak dibuat tanpa menggunakan santan. Tetapi menggunakan air tajin atau air rebus beras saat menanak nasi.
Menurut pakar kuliner Minangkabau sekaligus dosen program studi Ilmu Tata Boga di Universitas Negeri Padang (UNP), Asmar Yulastri kepada Pasbana.comair tajin sedari dahulu sudah digunakan oleh masyarakat wilayah Sumatera Barat.
Seperti di beberapa daerah lain di Nusantara, air rebusan dari beras ini pada zaman dahulu dipakai sebagai pengganti susu bagi bayi dan anak- anak karena kondisi ekonomi yang sulit. Air tajin ternyata menyimpan banyak manfaat.
Awalnya hanya masyarakat di wilayah Darek, yang membuat sambalado cangkuak. Zaman dahulu, mereka biasa memasak nasi dengan menggunakan periuk dan saat nasi masak, sambal tersebut juga siap disajikan.
Kemudian sambal itu menyebar ke daerah lain di Minang dan populer, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah Tanah Datar, Agam, dan Limapuluah Koto.
Menurut cerita, asal muasal membuat sambal cangkuak karena keterbatasan ketersediaan pangan pada saat itu.

"Kala itu masyarakat memanfaatkan hasil tanam pekarangan rumah, diantaranya berupa tanaman bawang, kentang, tomat dan lainnya," ungkap PLT Sekko Padangpanjang, Indra Gusnadi pada Pasbana.com.

Penganan sederhana ini lalu sering menjadi bekal para petani yang di ladang. Sambal khas Padang Panjang ini sendiri berbeda dengan yang ada di daerah lain di Sumatera Barat. Cangkuak di Padang Panjang tidak dicampur dengan kerupuk kulit, melainkan hanya diisi dengan cabai, ikan bada (teri), daun bawang, air nasi, kunyit, daun ruku-ruku, dan tomat.

Membuat cangkuak pun cukup mudah. Setelah menyiapkan bahan utama, pertama rebus dahulu ikan teri dengan air. Tunggu hingga teri empuk.
Kemudian tumbuk cabai serta bawang merah dan bawang putih hingga halus. Setelah itu masukkan bumbu halus, daun bawang, tomat rebus, petai atau kerupuk kulit. Lalu tambahkan ikan teri yang sudah rebus.

Aduk perlahan dan tambahkan air tajin secukupnya. Koreksi rasa dengan menambahkan garam hingga rasa menyatu. Lalu tunggu hingga matang dan sambal cangkuak siap untuk dihidangkan.
Bila menginginkan rasa yang lebih gurih, seluruh bahan ditumis sebentar dengan sedikit minyak kelapa, baru kemudian dimasak bersama air tajin.

Sajikan cangkuak dengan satu piring nasi hangat. Makanan ini akan semakin nikmat apabila disantap dalam cuaca yang dingin. Sensasi pedas akan menjaga suhu tubuh untuk tetap hangat.
Kini sambal ini kerap menjadi pilihan mereka yang ingin mengurangi konsumsi minyak. (Ril/bd) 
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Menikmati Sensasi Pedas Kuliner Minang di Semangkuk Cangkuak

Iklan