Iklan

Pengabdian Almarhum Masriadi Martunus dalam Mengemban Amanah Rakyat Tanah Datar

Admin
12 Maret 2021, 20:47 WIB

Pengabdian Almarhum Masriadi Martunus dalam Mengemban Amanah Rakyat Tanah Datar



Suluah.id
 -- Mantan Bupati Tanah Datar, Sumatera Barat, periode 2000-2005 Masriadi Martunus meninggal dunia pada hari ini Jumat 12 Maret 2021 sekitar pukul 11.45 WIB pada usia 72 tahun, setelah menjalani perawatan selama 20 hari di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Kabar duka itu pun dibenarkan oleh Kabag Humas dan Protokol Setda Tanah Datar Yusrizal yang menyebutkan bahwa mantan bupati yang telah banyak mengubah Tanah Datar itu telah meninggal dunia.

"Almarhum telah dikebumikan di Jakarta tadi," katanya, Jumat 12 Maret 2021.

Sementara itu, Bupati Eka Putra yang turut melayat ke rumah duka di kampung halaman almarhum di Nagari Tapi Selo, Kecamatan Lintau Buo Utara, menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya salah seorang tokoh Tanah Datar yang juga pernah menjadi Bupati Tanah Datar masa bakti 2000-2005.

“Kita kehilangan tokoh inspiratif yang penuh inovasi, banyak karya dan sumbangan ide dan gagasan cemerlang untuk Tanah Datar," ujarnya.

Eka melihat almarhum Masriadi Martunus tidak hanya saat menjabat bupati saja peduli dengan kampung halamannya, tetapi setelah selesai masa jabatannya, masih tetap mengabdi untuk kemajuan kampung halamannya.

"Dengan begitu banyak karya dan jasa beliau untuk Tanah Datar, layak kiranya bapak Masriadi Martunus disebut Bapak Pembangunan,” sambungnya.

Profil Masriadi Martunus

Dihimpun dari wikipedia menjelaskan H. Masriadi Martunus, S.E., Datuk Rajo Penghulu lahir di Lintau Buo Utara, Tanah Datar, Sumatera Barat, pada 13 September 1949 dan meninggal di usia 71 tahun. Almarhum adalah seorang politikus yang menjabat sebagai Bupati Tanah Datar dari 2000 hingga 2005.
Masriadi merupakan kepala daerah yang menerapkan sejumlah reformasi pada struktur birokrasi di Tanah Datar.

Pada tahun 2001, organisasi dinas di Tanah Datar dirampingkan dari 21 dinas menjadi 8 dinas dan 9 lembaga teknis daerah.

Masriadi juga menerapkan tes kompetensi ulang bagi para pegawai negeri sipil dalam bentuk Achievement and Motivation Training, Tes Potensi Akademik, dan TOEFL.

Kebijakan lainnya yang diterapkan oleh Masriadi adalah Minus Growth pegawai. Kebijakan ini bertujuan untuk menyeimbangkan jumlah pegawai yang ada melalui penambahan pegawai yang lebih sedikit dari jumlah pegawai yang pensiun.

Akibatnya, pegawai baru pun harus direkrut melalui standar yang ditetapkan, seperti psikotes dan fit and proper test. Dalam hal penilaian, Masriadi juga mengubah standar penilaian dari Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) menjadi Standar Kinerja yang disusun bersama dengan Lembaga Administrasi Negara.

Peningkatan PAD

Selama masa kepemimpinannya di Tanah Datar, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Kabupaten Tanah Datar meningkat dari Rp 1,7 miliar pada tahun 2000 menjadi Rp15 miliar pada tahun 2005.

Peningkatan tersebut diakibatkan oleh reformasi birokrasi yang dilakukannya dan sejumlah faktor lain. Contohnya melalui rekayasa keuangan, yang dicetuskan oleh Masriadi setelah studi banding ke Britania Raya dari tahun 1975 hingga 1976.

Melalui program tersebut, Masriadi berharap ada peningkatan PAD sebesar 2 miliar setiap tahunnya.

Upaya lainnya yang ditempuh untuk meningkatkan PAD adalah melakukan investasi dengan membeli saham Bank Nagari dan BPR yang menghasilkan deviden 25%. Dana tersebut diprioritaskan untuk dipinjamkan kembali kepada masyarakat sebagai modal usaha ekonomi mikro.

Perubahan alam Bidang Pendidikan

Selama menjabat sebagai bupati, Masriadi menerapkan kebijakan pendidikannya sendiri yang berbeda dengan daerah lain secara nasional. Masriadi mengangkat guru magang dan membuat juga membuat standar kelulusan sendiri.

Dia juga meningkatkan persentase APBD sebesar 40-51 persen untuk sektor pendidikan. Gagasannya tersebut berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di Tanah Datar.

Kelulusan di Tanah Datar yang berada pada peringkat 11 di Sumatera Barat secara bertahap naik menjadi kabupaten dengan peringkat kelulusan terbaik di Sumatera Barat pada akhir masa jabatannya.

Gagasannya tersebut memperoleh perhatian dari sejumlah pihak. Program guru magang dan standar kelulusannya diadopsi secara nasional dan inovasi dalam bidang pendidikannya telah diteliti oleh tiga orang peneliti dari Bank Dunia.

Melalui penelitian tersebut, Masriadi diminta memaparkan gagasannya di Universitas Harvard pada tanggal 10 April 2005. Gagasannya tersebut dirangkum dalam suatu paparan berjudul "Education Policy of Tanahdatar Region".

(Dihimpun dari berbagai sumber) 
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Pengabdian Almarhum Masriadi Martunus dalam Mengemban Amanah Rakyat Tanah Datar

Iklan