Iklan

Pro-Kontra Program Subuh Berjemaah di Bukittinggi

Admin
08 Maret 2021, 11:02 WIB
Shubuh Berjamaah
Foto Ilustrasi ( Dok. Istimewa) 

Ditulis oleh: Tomi Tanbijo


Suluah.id --Program Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar tentang ASN diwajibkan mengikuti Subuh Berjemaah yang dilaksanakan sekali sepekan, menuai pro dan kontra.


Beragam pendapat dari berbagai pihak bermunculan menyikapi program yang diinisiasi oleh Wali Kota Bukittinggi yang baru saja menjabat tersebut. 


Ragam pendapat itu beragam pula nadanya. Ada pendapat bernada riil agama, bernada patut dan mungkin, termasuk pendapat bernada politis.


Mendengar pendapat yang bernada politis, dan pendapat bernada agama, namun berbalut politis, kesannya 'persaingan Pilkada' belum seutuhnya selesai.


Sepertinya, masih ada pihak yang belum bisa menerima Erman Safar-Marfendi sebagai pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bukittinggi.


Pro dan kontra ketika menginisiasi dan menjalankan sebuah program, itu hal wajar. Sesuatu yang baru, tentu menimbulkan 'efek kejut' di sebagian pihak.


Sepanjang programnya baik, tujuannya baik, proses dan mekanisme pelaksanaannya juga baik, In Shaa Allah seiring waktu programnya akan berjalan baik. 


Kalau benar-benar yakin program itu baik, maju saja terus pantang mundur Wali Kota Bukittinggi. 'Tabujua lalu tabulintang patah'. Abaikan saja pro-kontra itu.


Tapi, bila masih kurang yakin atau belum siap dengan program tersebut, 'misalnya', ya mending tunda saja dulu programnya. Siapkan betul bagaimana baiknya.


Tak elok juga bila dipaksakan pelaksanaan sesuatu yang belum siap. Ibarat buah, buah belum masak, rasanya tak seenak buah yang telah matang.


Lagian, belum akan terlambat program tersebut dilaksanakan. Jabatan Wali Kota masih cukup panjang. Kalaupun tak sekarang, tahun depan masih bisa. 


Kalaupun ditunda, itu artinya tersedia waktu yang cukup untuk mempersiapkan segala sesuatu demi sukses dan kesempurnaan pelaksanaan program.


Bisa jadi kesiapan dari aspek hukumnya, aspek efektivitas kegiatan, aspek sosialisasi, termasuk aspek penganggaran untuk kelancaran kegiatan.


                                         *****


Sebenarnya tak perlu ribut. Toh program Subuh Berjemaah atau Subuh Mubarrakah yang digagas Wali Kota Bukittinggi, bukanlah yang pertama di Sumbar. 


Program serupa pernah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pariaman, persisnya pada periode kepemimpinan Wali Kota H. Mukhlis Rahman (2013-2018).


Program Subuh Berjamaah atau Subuh Mubarrakah di Pariaman itu diberi  nama 'MASIH PUBER' singkatan dari 'Manunggal Subuh Indah Penuh Berkah'.


Gerakan 'MASIH PUBER' yang dilaksanakan sekali sepekan oleh Pemko Pariaman, belakangan berkolaborasi dengan KODIM 0308 Pariaman. 


Pelaksanaan program dan sekaligus gerakan moral 'MASIH PUBER' berpindah dari satu masjid ke masjid yang lain di empat kecamatan yang ada di Pariaman.


Pelaksanaan kegiatan dihadiri oleh kepala daerah, pimpinan dan anggota DPRD, unsur Forkominda, pejabat Pemko, BUMN dan BUMD, Ormas dan ASN. 


Tiap kali pelaksanaan kegiatan 'MASIH PUBER', selalu ramai jemaah. Selain karena pemberlakuan aturan khusus bagi ASN, juga banyak lembaga lain terlibat.


Program 'MASIH PUBER' menjadi berkah bagi masjid maupun bagi desa yang jadi lokasi pelaksanaan kegiatan. Masjid tiba-tiba ramai jemaah.


Ruangan masjid yang di hari biasa lapang dan sepi saat Shalat Subuh, dengan adanya 'MASIH PUBER' tiba-tiba penuh sesak oleh jemaah. 


Selain menggerakan pelaksanaan Shalat Subuh berjemaah, program ini sekaligus jadi wadah silaturahim antara Pemko dengan jemaah masjid.


Setiap pelaksanaan 'MASIH PUBER', juga dilaksanakan pengumpulan Infak dari jemaah. Infak yang terkumpul lalu diserahkan kepada pengurus masjid setempat. 


Terlepas dari pro dan kontra terhadap pelaksanaan program Subuh Berjemaah, Subuh Mubarrakah atau sebutan lain, yang jelas program ini untuk kebaikkan. 


Mengajak pada kebaikkan adalah tugas 'kita' bersama sebagai hamba-Nya, tak terkecuali juga tugas dan kewajiban bagi pemimpin.


Karena mengajak pada kebaikkan adalah tugas dan tanggungjawab seorang pemimpin, maka dengan kekuasaan yang dimiliki, patut itu ditunaikan.


Kata Inyiak saya dulu, bersyukurlah ummat, ketika masih ada sosok pemimpin yang mau 'mengajak' meramaikan masjid. Masih terang jalan ke Surga.


Sebagai muslim, tak ada yang salah, ketika diajak beribadah ke masjid. Karena memang di sanalah tempat ibadah dan beribadahnya.


Sama halnya dengan ikan. Ikan itu tempat hidupnya di dalam air. Tak ada ikan yang berontak ketika dilepas ke air, kecuali ikan mati yang mau dimasak. (*) 

Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Pro-Kontra Program Subuh Berjemaah di Bukittinggi

Iklan