Suluah.id --Tepat satu tahun yang lalu, 2 Maret 2020 pemerintah mengumunkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia. Sejak saat ini pula, pemerintah terus bekerja keras menangani pandemi COVID-19 dengan memanfaatkan berbagai riset dan inovasi teknologi.
Dalam perjalanannya mencegah semakin meluasnya penyebaran COVID-19, pemerintah dalam hal ini Kementerian Riset dan Teknologi bersama para ahli, perguruan tinggi maupun stakeholder terkait membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 yang bertugas menghasilkan berbagai alat kesehatan mulai dari alat rapid test hingga ventilator. Selain itu, dalam pembentukan konsorsium ini, Bambang juga mendorong agar dilakukan penelitian vaksin COVID-19.
“Hadirnya ventilator ini, upaya kita mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan maupun obat berhasil dilakukan,” kata Bambang dalam acara Peringatan Satu Tahun Pandemi COVID-19 yang digelar secara virtual pada Selasa (2/3) di Kantor Kemenristek.
Pengembangan alkes dalam negeri ini, kata Bambang. Dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk kesehatan impor. Memanfaatkan sumber daya yang ada, pemerintah berhasil mengembangkan alat skrining, obat bahkan ventilator sendiri yang kini telah dimanfaatkan oleh masyarakat.
Menristek menyadari bahwa proses penelitian dan pengembangan suatu produk membutuhkan proses yang panjang. Namun demikian, meski dikembangkan dalam situasi yang mendesak dengan waktu yang relatif singkat, pihaknya memastikan bahwa seluruh proses produksi hingga hilirasi mengikuti standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Meskipun ada urgensi, tetapi semua proses penelitian, pengembangan dan hilirisasi sesuai aturan yang berlaku. Pada prinsipnya kita tetap mengikuti kaidah ilmiah yang memang harus kita ikuti,” terangnya.
Disamping menghasilkan farmasi dan alat kesehatan produk dalam negeri, pada pembentukan konsorsium ini, pihaknya juga mendorong agar dilakukan penelitian vaksin COVID-19, yang kemudian diberi nama Vaksin Merah Putih. Diungkapkan oleh Bambang, saat ini progres pengembangan vaksin hampir rampung, pada Maret ini ditargetkan bibit vaksin mulai dikirimkan ke Bio Farma.
“Jadi tahapan labnya sudah hampir selesai,” tuturnya.
Meskipun sudah rampung dan nantinya masuk dalam tahao hilirisasi, dia berharap agar proses monitoring dan evalusasi terus dilaksanakan sebagai bahan untuk perbaikan.
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa satu tahun pandemi COVID-19 ini merupakan sebuah refleksi sekaligus melihat peran dari seluruh elemen bangsa yang telah bekerja keras menangani pandemi COVID-19.
“Kemampuan kita mengatasi pandemi terus berkembang, berbagai pengalaman kita selama satu tahun ini menjadi sarana kita semua untuk terus belajar,” kata Wamenkes.
Pihaknya meminta seluruh stakeholder terkait agar terus berkolaborasi untuk melandaikan kurva. Masyarakat melaksanakan 3M dan pemerintah melakukan 3T, keduanya harus berjalan beriringan dengan program vaksinasi untuk menciptakan perlindungan yang optimal. Dia optimis penanganan COVID-19 tahun ini bisa lebih baik.
Pada kesempatan yang sama juga dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional terkait Penelitian dan Pengembangan Vaksin COVID-19 Merah Putih.
Juga penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes dengan Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama Kemenristek/BRIN terkait Implementasi Riset dan Inovasi Vaksin COVID-19 Merah Putih. (Ril/bd)