Suluah.id – Pakar Manajemen Informatika Politeknik Negeri Padang (PNP) Dr. Yuhefizar, M.Kom menyebut, akhir-akhir ini dunia maya atau media sosial facebook diramaikan copy-paste untuk mengetik ‘UP’. Tujuannya untuk memutus rantai konten negatif yang tiba-tiba muncul di wall (dinding) FB.
‘’UP tentu tidak memutus rantainya. Banyak pengguna FB yang memposting copy-paste untuk ketik UP, terkait bermunculannya kasus tag atau mention yang berisi hal-hal berbau negatif, kebanyakan pornografi,’’ ujar Yuhefizar dikutip dari Singgalang, Kamis (22/4).
Dijelaskan, tujuan orang minta UP adalah agar statusnya selalu muncul di bagian atas wall teman-temannya. Semakin banyak yang komentar UP, tentu peluang status dibaca orang semakin banyak, sehingga informasi yang disampaikan, dia tidak terlibat dalam aktifitas tersebut diketahui orang banyak, terutama untuk menghindari penipuan, kasus tag otomatis atas nama yang bersangkutan. Namun, katanya, cara ini tidak membantu menghapus peredarannya.
Menurut pengasuh Akademi Komunitas Tanah Datar yang kini telah beralih satus jadi PSDKU PNP itu, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memutus rantai konten negatif di wall FB, di antaranya dengan memblokir akun yang bersangkutan dan akun video porno atau konten lainnya yang tak disukai.
Berikutnya, ujar dia, menghapus tag kita, menonaktifkan notifikasi status tersebut agar tidak muncul terus di akun kita, jika ada yang mengomentari akun tersebut, serta melaporkannya ke manajemen FB sebagai konten yang mengandung pornografi. Dan yang terpenting, imbuhnya, hindari meng-klik tautan yang diberikan, jangan pula ikut berkomentar di-tag tersebut.
‘’Banyak juga yang berkomentar dengan kata-kata yang tidak baik. Cuekin saja. Seterusnya, pastikan set privacy bahwa yang tampil di wall hanya kita, sehingga video atau status yang di-tag tidak muncul otomatis di wall. Namun jika dirasa akun kita dibajak orang, maka segera ganti password dan aktifkan fitur two authentification factor,’’ jelasnya.
Pakar web itu menjelaskan, ketika telah memblokir seseorang, maka orang tersebut tidak akan lagi melihat hal-hal yang kita posting, tidak bisa menandai, bahkan tidak bisa menambahkan kita sebagai teman di media sosial jenis facebook yang amat populer di tengah-tengah masyarakat dunia maya tersebut.
‘’Mari bijak bermedia sosial, hindari postingan hoaks, share-share yang mengandung unsur Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA), kekerasan, sadisme, dan pornografi. Mari isi media sosial dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat,’’ ujarnya.(rilis)