![]() |
Oleh: Budi Rajobujang |
Suluah.id -- Rutan Kelas IIB Padangpanjang mendapat kunjungan mendadak dari para pejabat Kemenkumham RI. Kunjungan itupun terkesan luar biasa, karena dilakukan pukul 23.00 WIB hingga pukul 01.00 dini hari pada Rabu (07/04) yang lalu.
Rombongan dari Kemenkumham RI tersebut antara lain Direktur Kesehatan dan Perawatan Ditjenpas Kemenkumham RI Muji Raharjo, Bc.IP, SH,MH didampingi Kepala Kanwil Kemenkumham Sumbar R. Andika Dwi Prasetyo Bc.IP, S.Pd dan Kadivpas Kemenkumham Sumbar Muhammad Ali Syeh Banna, Bc.IP, SH, M.Si.
Ada ungkapan yang mengejutkan setelah rombongan ini melihat langsung kondisi Rutan Padang Panjang.
“ Sama sekali tidak ada kesan penjara disini, tidak ada bau penjara, semuanya bersih. Bisa ya, dalam waktu tiga bulan semuanya berubah total, ini harus menjadi contoh bagi yang lain,” sebut Pak Direktur usai berkeliling.
Para pejabat Kemenkumham melihat secara langsung situasi Rutan, mulai dari blok hunian, klinik, dapur dan ruangan pertemuan rutan yang telah disulap bagaikan ruang pertemuan hotel berbintang.
Adalah Rudi Kristiawan, setelah dilantik menjadi Kepala Rutan Padang Panjang pada Januari 2021 yang lalu, bersama jajaran ia langsung tancap gas dengan melakukan banyak pembenahan. Mulai dari peningkatan pelayanan, fasilitas maupun pembinaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Namun yang paling fenomenal adalah ide Rudi untuk menjalin kerjasama dengan Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang.
“Setiap harinya dari Senin sampai Kamis, seluruh WBP wajib mengikuti kegiatan pendidikan agama dan menghafal Al Qur’an dengan gurunya yang didatangkan langsung dari Kauman Muhammadiyah Padang Panjang,” jelas Rudi dalam satu kesempatan.
Rumah Tahanan Negara (rutan) Kelas IIB Padang Panjang bertekad menghadirkan Pondok Pesantren bagi warga binaan.Ini yang luar biasa. Bahkan Ponpes di Rutan tersebut dinamai Ponpes Muhammadiyah Kauman Cabang Rutan Padang Panjang.
Ide dan gagasan Rudi langsung disambut baik oleh Mudir Ponpes Muhammadiyah Kauman, Derliana.
“ Muhammadiyah sangat mendukung penuh ponpes cabang Rutan ini dapat terwujud dan berjalan baik,” ungkapanya.
Tak ada yang meragukan Perserikatan Muhammadyah dalam ikut mencerdaskan umat dan bangsa. Jadi ada harapan program yang humanis ini bakal berjalan baik kedepannya. Muhammadiyah sudah teruji untuk hal ini.
Derliana menambahkan, ponpes cabang rutan ini memakai kurikulum sistem cepat dengan memprioritaskan iman, dan taqwa. Dengan acuan kepada Alquran, fiqih ibadah, hadist, dan tausiyah keagamaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan selama empat hari dalam sepekan, dari pukul 10.30 WIB sampai setelah sholat Zuhur.
Bahan Instropeksi Bagi Ponpes
Dengan adanya Ponpes cabang Rutan Padang Panjang ini menjadi semacam pemacu semangat sekaligus sebentuk satire bagi pondok pesantren lainnya.
Saat ini tak hanya kegiatan pengajian dan kajian Agama Islam yang telah berjalan di Ponpes Rutan. Namun juga terkait fasilitas dan penataan bangunan yang lebih manusiawi. Jadi, jika masih ada pesantren yang fasilitas dan bangunan untuk santrinya masih kalah dengan fasilitas yang ada di Rutan, ya ironis.
Saat ini, seluruh kamar di Rutan Padang Panjang sudah dipasangi keramik dan loker pakaian. Satu kamar itu diisi hingga 6 orang, tidak lagi terasa sempit dan pengap, karena barang-barang milik WBP disediakan tempat khusus dan tidak berserakan lagi.
Di setiap lorong, disediakan air minum lengkap dengan dispensernya. Rutan juga memfasilitasi group WhatsApp yang beranggotakan seluruh keluarga dari Warga Binaan Pemasyarakatan, sehingga setiap kegiatan dapat diketahui oleh saudara atau keluarga Warga Binaan yang sedang menjalani masa hukuman.
Nah, idealnya untuk para santri Pondok Pesantren yang bertekad untuk menimba ilmu bukan karena terkena hukuman, bisa mendapatkan layanan dan fasilitas yang lebih baik. Para santri ini adalah Calon Ulama.
Jangan sampai para Calon Ulama ini tidak mendapatkan layanan yang tidak sewajarnya. Mereka adalah bagian dari pembentukan peradaban yang lebih baik bagi negeri ini.
Kalau Ponpes Rutan saja bisa sebaik itu dalam hal fasilitas dan pelayanan, harusnya Ponpes yang menampung santri dari bukan karena terkena hukuman, bisa lebih baik lagi dalam segala hal.
Semoga ini bisa jadi penyemangat dalam mewujudkan lembaga pendidikan Islam yang berkualitas. (*)