Suluah.id -- Menoleh sejenak kepada situasi sebelum tahun 1960, di Sumatera Barat ketika itu dunia Perguruan Tinggi Islam merupakan periode gawat. Puncaknya ditandai berakhirnya karir Universitas Darul Hikmah tahun 1958.
Universitas Islam Darul Hikmah didirikan Ilyas Ya'cub. Ketua yayasan Darul Hikmah ini cukup memberikan sumbangan besar bagi Sumbar. Matahari akademik dari Sumbar. Universitas yang dipimpin rektor pertama Syeikh Ibrahim Musa Parabek ini diresmikan Menteri Agama RI KH. Ilyas, 12 Oktober 1957.
Universitas Islam Darul Hikmah telah memiliki 4 Fakultas Induk, yakni Fakultas Syariah/Hukum Islam (1956) di Bukittinggi, ushuluddin (1956) di Padang Panjang, Dakwah wal- Irsyad (1957) di Payakumbuh, dan Fakultas Lughat al-Arabiyah wal-Tarbiyah (1957) di Padang.
Meskipun tahun 1958 itu terjadi pergolakan di Sumatera Barat dan berakibat mundurnya Universitas Darul Hikmah mundur dari panggung akademik, namun semangat dari masyarakat Minangkabau tetap membara untuk mendirikan untuk kembali membangun perguruan tinggi Islam di Daerah Minangkabau yang terkenal dengan falsafah hidup "adat bersandi syara', syara' bersandi kitabullah".
Sejarah telah mencatat bahwa Minangkabau adalah gudangnya para ulama dan tempat kelahiran pahlawan-pahlawan besar tanah air serta kiblat pengetahuan Islam di Tanah air. Semangat para ulama dan cendekiawan semakin menggebu untuk mendirikan perguruan tinggi Islam kembali di atas tinggalnya puing-puing Universitas Darul Hikmah, sebab masyarakat Sumatera Barat telah memiliki sejarah panjang Perguruan Tinggi Islam, di antaranya Perguruan Tinggi Islam Pariaman (1513-1697), Perguruan Tinggi Islam Kamang Bukittinggi (1803-1822), Sekolah Islam Tinggi di Padang (1940-1942), dan Universitas Islam Darul Hikmah (1953-1958).
Semangat masyarakat Sumbar mendirikan perguruan Tinggi Islam merupakan kesadaran baru. Kesadarang itu terutama tumbuh di kalangan intelektual, pada sarjana, dan tokoh masyarakat Sumatera Barat umumnya. Para Sarjana dan intelektual ramai-ramai pulang kampung, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Fakultas Tarbiyah tanggak tua berdirinya IAIN Imam Bonjol Padang, sekaligus sebagai awal kebangkitan Perguruan Tinggi Islam di Sumatera Barat, sesudah bubarnya Universitas Islam Darul Hikmah di Bukittinggi tahun 1958.
Universitas Darul Hikmah Bukittinggi didirikan 1953, tutup 1958. Universitas ini didirikan oleh Yayasan Darul Hikmah yang diketuai oleh H. Ilyas Yakub. Yayasan ini didirikan 22 Juni 1953 dengan akta notaris Hasan Qalbi nomor 48. Universitas ini menghentikan kegiatan akademiknya karena terjadi pergolakan di Sumatera Barat tahun 1958.
Universitas Islam Darul Hikmah adolah paguruan tinggi nan talatak di Kota Bukittinggi. Kampus iko didirian pado tangga 27 Rajab 1373 H (Tahun 1953 M). Kampus iko kini lah baubah namo manjadi IAIN Bukittinggi. Pado mulo badirinyo, kampus iko mampunyoi 5 fakultas nan didirian pado tangga 12 Oktober 1957.
- Fakultas Hukum Islam di Bukitinggi, didirian pado tangga 27 Rajab 1373 H.
- Fakultas Usulud-Din di Padang Panjang, didirian pado tangga 12 Agustus 1959
- Fakultas Ad-Da'wah wal-Irsyad di Payakumbuh, didirian 23 Juni 1957
- Fakultas Fiqhi wal Ushul di Solok, didirian tanggal 6 Agustus 1957
- Fakultas Loghatul 'Arabiyah wat Tarbiyah di Padang, didirian pado tangga 9 September 1957.
Pada Fakultas Hukum Islam di Bukittinggi tadapek 2 gala yoitu Syahadah 'Aliyah dalam Hukum Islam (Bachelor of Islamic Law = B.I.L) lamonyo 4 taun nan kaduo yoitu Syahadah 'Alimiyah atau satingkek Master (Master of Islamic Law = M.I.L) lamonyo 2 taun. Pado fakultas Usulud-Din maagiah gala Bachelor of Islamic Theology (B.I.Th.) lamonyo 4 tahun. Pado fakultas Da'wah Wal Irsyad maagiah gala, Bachelor of Islamic Missionary (B.I.M)lamonyo 4 tahun, jo Master of Islamic Missionary (M.I.M) salamo 2 tahun. Pado Fakultas Fiqhi Wal Usul maagiah gala (B.I.J) jo gala Master of Islamic jusrisprudence (M.I.J). Sadangkan Fakultas Logahtul Arabiyah Wat Tarbiyah maagiah gala Bachelor of Education (B.Ed.)
Keberadaan Perguruan Tinggi Islam Tinggi Darul Hikmah, Universitas Islam Darul Hikmah, Fakultas Agama Islam Syar’iyyah (FAIS) dan Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol di Bukittinggi merupakan bagian penting dari sejarah panjang berdirinya STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi dan IAIN Bukittinggi.
Perguruan Islam Tinggi Darul Hikmah didirikan di Bukittinggi oleh Yayasan Darul Hikmah yang dipimpin oleh Ustadz Nazharuddin Thaha pada tanggal 27 Rajab 1373 H atau tahun 1953 dengan Dekan pertamanya adalah Sjech Ibrahim Musa Parabek. Kampus perguruan tinggi ini semula berlokasi di Garegeh (Ex SD 17 atau SD 04 Sekarang). Dan pada tanggal 1 Agustus 1956 Perguruan Islam Tinggi Darul Hikmah ini dipindahkan dari Garegeh ke Padang Luar (terletak di sebelah kanan jalan Raya Bukittinggi – Padang atau sebelum SMP Standar Padang Luar).
Perguruan Islam Tinggi Darul Hikmah berkembang menjadi Universitas Islam Darul Hikmah yang diresmikan oleh Menteri Agama RI KH Ilyas pada tanggal 18 Rabiul Awal 1377 H atau tanggal 12 Oktober 1957, bertempat di Gedung olahraga Polisi (Belakang SMU 2 sekarang) dengan presiden/rektor pertamanya Sjech Ibrahim Musa Parabek. Universitas ini merupakan Universitas Islam pertama di Sumatera Tengah (Sumatera Barat, Riau dan Jambi).
Universitas Darul Hikmah ini terdiri dari 5 fakultas yaitu: Fakultas Hukum Islam (Syari’ah) di Bukittinggi (Ex. Perguruan Islam Tinggi Darul Hikmah). Fakultas Ushuluddin di Padang panjang didirikan pada tanggal 12 Agustus 1956. Fakultas Ad-da’wah wal Irsyad di Payakumbuh didirikan pada tanggal 23 Juni 1957, Fakultas Fiqh Wal Ushul di Solok didirikan pada tanggal 6 Agustus 1957 dan Fakultas Lughatul Adabiyyah wat Tarbiyyah di Padang didirikan pada tanggal 9 Agustus 1957.
Universitas Islam Darul Hikmah di Bukittinggi terpaksa menghentikan kegiatannya semenjak hari Minggu tanggal 4 Mei 1958, karena pada hari itu tentara Pusat (APRI) memasuki kota Bukittinggi dalam rangka membebaskan Sumatera Tengah dari pergolakan daerah. Sejak hari itu Gedung perkuliahan di Padang Luar yang ditempati semenjak tanggal 1 Agustus 1956 ditutup.
Demikian pula keadaaannya pada Fakultas-Fakultas yang ada di Payakumbuh, Padang panjang, Batusangkar, Solok dan Padang. Rektor yang mulia Sjech Ibrahim Musa Parabek (Alm), para pembantu rektor, dan para pegawai mengungsi. Sedangkan sebagian mahasiswa memanggul senjata dan bergabung dalam Kompi Mawar menghadapi tentara APRI.
Walaupun Kegiatan Universitas Darul Hikmah terhenti dari tanggal 4 Mei 1958 s/d 4 Juni 1962, namun semangat dan keinginan masyarakat Sumatera Barat untuk mendirikan Perguruan Tinggi Islam tetap semakin hidup dan menyala, terbukti Yayasan Imam Bonjol yang dipimpin oleh Bapak Drs. Azhari (alm) asal Parit Putus IV Angkat Candung berhasil mendirikan Fakultas Sosial Politik dan Fakultas Tarbiyah Yayasan Imam Bonjol tanggal 5 Juni 1962 di Padang. Fakultas Tarbiyah ini dinegerikan tanggal 21 September 1963 dan menjadi cabang fakultas Tarbiyah Syarif Hidayatullah Ciputat, Jakarta.
Kemudian Bapak Drs. Azhari (Ketua Yayasan Imam Bonjol/Walikota Padang), Bapak Firdaus Khaerani, SH (Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi) dan Ibu Hj. Naemah Djambek selaku pengurus Yayasan Imam Bonjol berhasil mendirikan Fakultas Agama Islam Syar’iyyah (FAIS) Yayasan Imam Bonjol di Bukittinggi dan diresmikan oleh Bapak Drs. Azhari sendiri selaku ketua Yayasan. Acara peresmian ini sempat terancam batal disebabkan pihak kepolisian tidak bersedia mengeluarkan surat izin karena diduga seluruh mahasiswa FAIS terlibat PRRI. Akhirnya dengan izin Allah SWT serta melalui dialog yang cukup melelahkan dan usaha yang sungguh-sungguh dari beliau bertiga, maka izin dari pihak Kepolisian diperoleh juga sehingga acara peresmian tersebut dapat dilaksanakan sesuai rencana.
Peresmian FAIS ini dilaksanakan pada Senin malam sesudah shalat Isya jam 08.00 WSU tanggal 21 Januari 1963 bertempat di Gedung Nasional Bukittinggi (Sekarang Kantor DPRD Kota Bukittinggi). Dekan pertamanya adalah Bapak Firdaus Khaerani, SH. Sehari setelah peresmian Fakultas Agama Islam Syar’iyyah (FAIS) Yayasan Imam Bonjol di Bukittinggi, maka pada hari Selasa tanggal 22 Januari 1963 diresmikan pula Fakultas Adab Yayasan Imam Bonjol di Payakumbuh.
Tujuan pertama mendirikan Fakultas Agama Islam Syar’iyyah (FAIS) ini adalah untuk melenyapkan pengaruh PKI dan antek-anteknya, dengan jalan membekali pemuda-pemudi di sekolah dan luar sekolah (da’wah). Dengan demikian diharapkan agar mereka menjadi ulama yang bertanggung jawab untuk berkembangnya Agama Islam ditengah-tengah masyarakat sehingga pembangunan dalam bidang mental dan spiritual akan terwujud sesuai dengan yang dicita-citakan bersama.(rel/bd)
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar