Iklan

Tanah Pak Lambiak, Jejak Pendudukan Belanda di Padang Panjang

17 Desember 2021, 15:28 WIB


Suluah.id -- Adalah Van Lambrex, seorang Belanda yang memiliki kebun tanaman Nilam cukup luas di wilayah Afdelling Padang Panjang. Kebunnya berada di belakang tangsi (sekarang Kompleks Secata B). 

Dari tanaman nilam ini nantinya diolah menjadi minyak Nilam . Komoditas minyak Nilam merupakan komoditas primadona kala itu, sebagai bahan baku sabun, parfum, cat, dan pelumas  peluru.

Selain kebun nilam , Tuan Van Lambrex juga memiliki pabrik limun ( minuman bercitarasa buah ).  Untuk menjalankan usahanya tersebut, Van Lambrex memperkerjakan banyak orang. Sebagian besar pekerjanya berasal dari etnis Jawa yang dikirim oleh Pemerintah Kolonial ke Pulau Sumatera. 


Seiring berjalannya waktu, jumlah para pekerja Jawa ini terus bertambah. Mereka bermukim di sekitar tanah perkebunan Van Lambrex. Ketika pagi menjelang, para pekerja mulai berdatangan di tanah Van Lambrex , baik untuk berkebun maupun mengolah limun. Dan sore harinya, mereka kembali ke tempat peristirahatan masing-masing.

Saat disapa oleh penduduk pribumi ketika berpapasan,  mau kemana ?
Para pekerja dari Jawa ini selalu menjawab ke " Tanah Pak Lambiak" . Karena dialek dan cara pengucapan para pekerja yang susah untuk menyebut " Tanah Van Lambrex".

Kebiasaan pengucapan " Tanah Pak Lambiak" ini lama kelamaan menjadi familiar dan terbiasa untuk menyebut satu wilayah di belakang tangsi milik Van Lambrex.

Hari berganti dan tahun berlalu, penyebutan Tanah Pak Lambiak menjadi populer dan dikenal luas oleh masyarakat Kota Padang Panjang. Dan akhirnya ditetapkanlah menjadi nama sebuah Kelurahan . Sebuah perpaduan antara nama Tuan Tanah asal Belanda dan pengucapan lidah pribumi Jawa, maka jadilah " Tanah Pak Lambiak".

(Budi) 


Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Tanah Pak Lambiak, Jejak Pendudukan Belanda di Padang Panjang

Iklan