Iklan

Mengenal Istilah Otak Cepat dan Otak Lambat

13 Desember 2022, 13:32 WIB


Suluah.id - Bagaimana  kita bisa "mengubah" kebiasaan lama yang tidak sesuai dengan tujuan kita? 

Dalam beraktifitas sehari- hari ternyata kita mengenal penggunaan otak cepat atau otak lambat.  Otak cepat adalah istilah untuk refleks atau alam bawah sadar kita, yaitu hasil dari pengalaman / latihan sebelumnya. 

Sebaliknya otak lambat adalah istilah untuk suatu respon yang memerlukan pemikiran atau pengambilan keputusan. Contoh sederhananya adalah seperti kita pertama kali mencari sebuah alamat di daerah yang kita tidak familiar. Saat pertama kali itu kita mencari dengan melihat peta, melihat rambu-rambu, bahkan bertanya pada orang lain. 

Saat itu kita memakai otak lambat kita. Setelah kita menemukan jalan yang "nyaman" ke alamat tersebut (dalam terowongan kebiasaan kita sebut sbg "reward"), otak kita telah merekamnya sehingga saat selanjutnya kita kesana, kita sudah bisa sambil ngobrol-ngobrol, tidak lagi perlu melihat peta, rambu, dst., kita sudah pakai otak cepat.





#Mengenali_USER 

Dengan mengenali diri kita sendiri bahwa berbagai kebiasaan kita terjadi melalui mekanisme tersebut (bahkan tanpa kita sadari), kita bisa mengevaluasi diri sehingga secara sadar mengganti kebiasaan yang tidak diinginkan dan "mendesain" kebiasaan baru. Suasana emosional kita, apalagi dalam #MendesainRumahTanggaSehat, perlu kita kenali sehingga dapat lebih terkendali agar menciptakan suasana lebih nyaman dalam rumah tangga.

Secara umum yang dapat kita lakukan untuk mengganti sebuah kebiasaan yang tidak diinginkan adalah dengan sengaja #Memperlambat_Otak_Cepat yaitu dengan cara membuat langkah-langkah yang akan menghalangi kecepatannya, dan dengan #Mempercepat_Otak_Lambat yaitu dengan cara membuat langkah-langkah yang akan membuatnya berjalan secara otomatis:

1. #MenghilangkanReminder (suasana pemicu) atau #MembuatReminder baru. 

Dalam hal makanan yang tidak berkualitas, yang paling pertama dilakukan adalah dengan tidak membelinya, ganti dengan membeli makanan yang lebih berkualitas. Membuat jadwal makan malam lebih awal lalu setelah makan mengatakan "Itu adalah makan terakhir hari ini, tidak ada lagi makan-makan setelah ini", lalu sikat gigi; ini bisa menjadi reminder baru. 

Mengubah suasana rumah bisa jadi kesempatan untuk membuat kebiasaan baru yang diinginkan. Memakai pakaian olahraga pada waktu tertentu bisa menjadi reminder untuk berolahraga. Meletakkan sepatu olahraga pada lokasi yang jelas terlihat bisa menjadi reminder baru. 

Membuat nama baru untuk kelompok belajar misalnya dengan Klub Air Putih bisa jadi reminder untuk tidak makan-makan dan maksimal hanya air putih ketika sedang belajar bersama di luar jadwal makan sehat.

2. #MulaiDariYangMudah. 

Kalau masih belum biasa dengan jadwal "puasa" harian 14 jam, bisa dimulai dari 12 jam, atau bahkan 10 jam. Lalu tingkatkan kualitasnya. Kalau belum bisa lari, mulai dengan jalan cepat, atau bahkan jalan biasa. Kalau belum bisa push-up biasa, bisa push-up dengan tumpuan dengkul.





Kalau belum bisa 10 kali, 5 kali saja, ulangi dan tingkatkan. James Clear dalam bukunya "The Atomic Habits" menyebutkan mulai dengan melakukan 2 menit pertama dari sebuah aktivitas baru. Ya, 2 menit saja. Dua menit pertama dari aktivitas lari hanyalah memakai sepatu. Iya, sekecil dan sesederhana itu untuk memulai suatu kebiasaan baru.

#MempersulitKebiasaanBuruk. Apabila kebiasaan itu membutuhkan memakai alat, maka letakkan alat tersebut hingga tak terlihat, jauh dari jangkauan, bikin barikade penghalang. Misal kebiasaan nonton tivi yang tidak perlu; jauhkan tivi (simpan dalam gudang), persulit mengoperasikannya (kabel dilepas-lepas), tanpa remote kontrol. 

Atau misalnya kebiasaan marah: sebelum marah, pertama tarik nafas panjang 10 kali, berwudhu, duduk, tulis mengapa anda mau marah, mengapa anda kecewa, apa yang anda khawatirkan sehingga anda marah, pernyataan sebenarnya anda peduli dan tidak perlu marah.

3. #BuatMenyenangkan. 

Kalau kebiasaan baru itu dilakukan bersama, sekeluarga misalnya, maka ia bisa lebih menyenangkan karena tidak merasa lain sendiri. Atau kesepakatan dalam sebuah kelompok dengan mendapat "hadiah" misalnya dengan kulineran. Atau dengan memposting aktivitas baru itu (misal olahraga) di medsos, tidak harus pake selfi lho..

4. #BeriReward (penghargaan). 

Yang paling sederhana dari memberi reward untuk sebuah "prestasi" adalah ucapan "selamat!" Anda berhasil!; You did it bro!; Keren bro!; Awesome! Wawaaiyy!! Atau reward-reward lain yang menyenangkan. (Adhi Saputra)
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Mengenal Istilah Otak Cepat dan Otak Lambat

Iklan