Iklan

Petunjuk Nabi Tentang Makan dan Minum

06 Maret 2023, 11:58 WIB


Suluah.id - Rasulullah memberi petunjuk kepada kita mengenai makanan dan minuman yang meliputi pencegahan 'over dosis', menghindari makan berlebihan, dan aturan-aturan lain yang harus diperhatikan berkenaan dengan makanan dan minuman.

Dalam Musnad Ahmad dan kitab-kitab lain diriwayatkan bahwa Nabi bersaba:

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمِ نُقَيِّمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ فَاعِلاً فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

"Tak ada wadah yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seorang manusia selain perutnya. Dia sebenarnya hanya membutuhkan beberapa suap untuk menopang hidupnya. Karena itu, perut perlu dibagi menjadi tiga bagian; sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim, dan Ibnu Hibban) 

Makanan dapat menyerang, merugikan, dan merubah fungsi normal tubuh jika jumlahnya berlebihan. Sebagian besar penyakit terjadi karena konsumsi makanan yang berlebihan atau melebihi kebutuhan tubuh. Penyakit juga timbul akibat mengkonsumsi makanan yang sulit dicerna dan kompleks. Jika manusia meme- nuhi perutnya dengan beragam makanan dan perut terbiasa dengan itu, maka timbul beragam penyakit, yang sebagian di antaranya membutuhkan waktu lama untuk menyembuhkannya. 

Jika orang mengkonsumsi makanan secukupnya dan sesuai kebutuhan tubuh, tubuhnya akan memperoleh manfaat maksi- mum dibanding jika mengkonsumsi makanan yang berlebihan.

Ada tiga tingkatan dalam hal mengkonsumsi makanan; pertama, sekedar memenuhi kebutuhan, kedua, sekedar mencukupi (memadai), atau ketiga, berlebihan. Rasulullah menganjurkan agar orang mengkonsumsi beberapa suap sekedar untuk menopang hidupnya sehingga staminanya tidak melorot. 

Jika dia mengkonsumsi melebihi batas ini, dia harus menyiapkan sepertiga perutnya untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga lagi untuk udara. Ini adalah cara makan terbaik, baik untuk tubuh maupun hati. Jika perut penuh dengan makanan, maka tidak ada cukup ruang untuk minuman. Jika orang mengkonsumsi minuman sampai memenuhi perutnya, maka pernapasannya akan menjadi sulit hingga menimbulkan kemalasan dan keletihan. Ia akan merasa berat seakan-akan membawa beban pada perutnya. Akibatnya, hati akan menjadi malas dan tubuh cenderung akan mencari kepuasan lain di luar makan dan minum.



Memenuhi perut dengan makanan dapat merugikan tubuh dan hati, 20 jika dilakukan terus menerus. Tapi tidak mengapa jika orang sesekali makan hingga kenyang. Abu Hurairah pernah minum susu di hadapan Rasulullah dan berkata, "Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, saya sungguh telah kenyang." Para sahabat Nabi kadang-kadang makan hingga kenyang di hadapan Rasulullah Makan hingga kenyang dapat memperlemah kekuatan tubuh. Tubuh akan menjadi kuat jika memperoleh nutrisi yang dibutuhkan, bukan dari banyaknya makanan yang dimakan".

Karena tubuh manusia terdiri dari unsur air, tanah dan udara Rasulullah membagi makanan, minuman, dan udara dalam tiga bagian. 

Jika orang bertanya tentang unsur api dalam tubuh, berdasarkan konfirmasi para dokter, dikatakan bahwa api merupakan salah satu unsur dari empat unsur sixtosit" di dalam tubuh. Sebagian orang tidak menyetujui pendapat ini. Mereka berpendapat bahwa tidak terdapat unsur api dalam tubuh. Pendapat ini diperoleh berdasarkan indikasi berikut;

1. Api berasal dari udara dan berada di antara bagian-bagian yang berair dan padat; atau api memang ada dalam materi- materi padat dan cair. 

Kemungkinan pertama ini tidak masuk akal karena dua alasan. Pertama, sifat alamiah api itu naik, bukan turun. Jika sebaliknya, api akan meninggalkan pusatnya dan turun ke bumi. Kedua, jika api turun ia pasti akan melewati lingkungan-lingkungan yang sangat dingin yang ada di bumi. Kenyataannya api yang dahsyat bisa padam hanya dengan sedikit air. Dengan demikian, jika api turun dari pusatnya, tentu saja akan terpadamkan oleh lingkungan sangat dingin yang harus dilaluinya.

Kemungkinan kedua menyatakan bahwa api terbentuk di dalam bagian-bagian tubuh yang padat dan cair. Kemung kinan ini bahkan kurang masuk akal, karena bagian tubuh yang telah berubah menjadi api sebelumnya harus memiliki unsur air dan tanah atau tersusun dari udara sekelilingnya, bersama-sama dikelilingi unsur-unsur itu. 




Unsur di sekitar nya yang akan saling berhubungan dengan unsur-unsur air dan zat padat tidak akan berubah menjadi api dengan sendirinya. Karena tidak tersusun dari api dan unsur-unsur yang mengelilinginya bersifat dingin, bagaimana mungkin tubuh yang terdiri dari zat padat dan cair berubah menjadi api dalam kondisi-kondisi itu?

Sebagian orang mungkin bertanya mengapa bagian-bagian berapi tidak ada untuk mengubah bagian-bagian tubuh menjadi api ketika bercampur dengan api?

Kami menjawab bahwa penolakan terhadap teori ini sudah dijelaskan dalam penolakan terhadap asumsi pertama yang telah kami berikan.

Sebagian orang mungkin mengatakan bahwa mereka melihat percikan api dari batu kapur ketika batu kapur itu disiram de- ngan air. Mereka juga melihat api memancar dari kaca pem- besar yang ditimpa cahaya matahari. Mereka juga melihat api ketika memukulkan sebuah batu ke balok besi. Semua api ini terjadi ketika bahan-bahan itu bercampur. Kenyataan ini menggugurkan apa yang kami ungkapkan sebelumnya.

Orang-orang yang menyangkal kesimpulan ini menyatakan bahwa mereka tidak mengingkari bahwa pukulan-pukulan keras kadang kala menimbulkan api seperti ketika orang memukul batu dengan besi, atau ketika matahari memanas- kan suatu obyek, seperti kaca pembesar. 

Namun, mereka menolak pendapat yang mengatakan bahwa hal tersebut terjadi pada hewan dan tumbuhan. Tubuh hewan dan tumbuhan tidak menghasilkan api karena tidak memiliki transparansi dan tidak cukup memiliki penyimpan cahaya yang halus untuk berfungsi seperti kaca pembesar. 

Buktinya, sinar matahari menyinari bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan tapi tidak menimbulkan percikan api. Jadi, bagaimana mungkin sinar matahari yang menembus bagian tubuh yang lebih dalam, dapat menimbulkan api?


2. Para dokter sepakat bahwa semakin tua minuman (misalnya anggur), maka semakin panas. 

Tidak mungkin panas internal minuman ini disebabkan oleh api. Karena jika disebabkan oleh api dapat terpadamkan oleh bagian yang berair dan tidak akan tetap utuh untuk jangka waktu lama. Kenyataannya, api yang besarpun dapat dipadamkan oleh sedikit air.

3. Jika tumbuhan dan hewan memiliki bagian-bagian yang berapi dalam tubuhnya, maka bagian itu akan dikalahkan oleh bagian yang berair. 

Dominasi sifat dan unsur tertentu menuntut perubahan unsur yang dikalahkan menjadi sama dengan unsur yang lebih kuat. Jika bagian-bagian api ada di dalam tubuh, tentu saja akan berubah menjadi bagian-bagian air, yang merupakan lawan dan lebih unggul daripada api.

4. Allah telah menyebutkan tentang penciptaan manusia pada beberapa ayat dalam Al-Quran. 

Di sebagian ayat, Allah men- jelaskan bahwa manusia diciptakan dari air. Di bagian lain Dia menyatakan bahwa Dia menciptakan manusia dari tanah. Di ayat lainnya dikatakan campuran air dan tanah (tanah liat). Di ayat lainnya lagi, dikatakan manusia diciptakan dari tanah bakar yang disinari matahari dan dihembus angin seba- gaimana jambangan tanah liat. Semua pernyataan ini benar, dan melukiskan tahapan-tahapan yang dilewati manusia. Allah tidak pernah menyatakan bahwa Dia menciptakan manusia dari api sebagaimana Dia menciptakan iblis.

Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya bahwa Rasulullah bersabda:

خُلِقَتْ المَلائِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْحَانُ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ

"Malaikat diciptakan dari cahaya, iblis diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan kepada kalian."

Hadits ini jelas menunjukkan bahwa Adam diciptakan dari apa yang Allah telah jelaskan di dalam kitab-Nya. Allah tidak menyatakan bahwa Adam diciptakan dari api atau api ada dalam tubuh Adam.

5. Bukti yang mereka gunakan untuk menunjukkan bahwa terdapat api dalam tubuh adalah suhu panas yang terdapat dalam tubuh hewan. 

Bukti ini tidak memadai karena penyebab suhu panas lebih umum dari pada api. Ada beberapa penyebab lain berkaitan dengan panas tubuh bagian dalam hewan. Sebagai contoh, api menghasilkan panas, demikian pula gerak, pantulan sinar matahari, panas dari udara, dan semua yang berdekatan dengan api, karena api meneruskan panas melalui udara. Ada beberapa penyebab panas bagian dalam, tapi tidak harus api.

Para pendukung pendapat ini" mengatakan bahwa percam- puran tanah dan air akan mengeluarkan panas sehingga campur- an itu bersenyawa. Tanpa api, unsur-unsur itu tidak mengalami proses percampuran atau memproduksi senyawa. Demikian pula jika benih tanaman ditanam dalam tanah liat sehingga udara dan sinar matahari tidak dapat menembusnya, maka benih akan membusuk. 

Karena itu, benih pasti memiliki bagian dalam yang menjadikannya matang. Bagian itu adalah api. Jika tidak, benih hanya akan matang dan kemudian rusak akibat efek luar atau efek lain yang mungkin ada dalam kondisi yang sangat dingin. 

Mereka mengatakan bahwa ketika efek luar berakhir, tubuh tidak akan terpanaskan kecuali ada unsur api yang mematangkannya, seperti halnya sebagian makanan dan obat-obatan yang mem- punyai sifat panas alami. Berarti panas itu terjadi semata-mata karena adanya ester api.

Mereka juga mengatakan, jika di dalam tubuh tidak ada unsur api yang menghasilkan panas, tubuh akan menjadi dingin. Jika sifat tubuh rentan terhadap dingin dan lingkungan sekitarnya tidak memiliki efek berlawanan, tubuh akan mencapai derajat dingin. Jika ini terjadi, maka tubuh tidak akan merasakan dingin sebab telah mencapai kondisi yang sangat dingin. 

Dengan demi- kian, kondisi dingin dan tubuh akan berada dalam suhu yang sama. Jadi, tubuh tidak akan merasakan kedinginan dan, karena rasa dingin yang luar biasa, tidak akan merasakan sakit apapun. Argumen yang sama dapat dikatakan ketika tubuh berada dalam suhu yang lebih rendah dari zat dingin itu sendiri. Jadi, jika tubuh tidak memiliki unsur api, maka tubuh tidak akan bereaksi karena hawa dingin dan tidak akan terpengaruh sama sekali.

Mereka mengatakan, "Bukti-bukti Anda menolak pendapat yang mengatakan bahwa bagian-bagian yang berapi tetap sebagai api di dalam tubuh. Kami tidak akan mendukung pernyataan ini, tapi kami percaya bahwa api berubah ketika bercampur dengan tubuh."

Yang lain menjawab, "Mengapa tidak mengatakan bahwa panas matahari mempengaruhi tanah, air, dan udara? Kemudian, ketika campuran akhir mencapai kematangan, campuran tersebut siap menjadi bentuk-bentuk baru, baik berupa tumbuhan, hewan, atau mineral dengan panas sebagai mediumnya. Mengapa tidak mengatakan bahwa panas yang ada dalam tubuh adalah hasil dari kualitas dan kekuatan tertentu yang Allah takdirkan pada saat terjadi proses percampuran, bukan karena benar-benar mengan- dung api? Anda tidak punya cara untuk mengingkari kemung kinan yang disetujui oleh beberapa ahli kedokteran terbaik."

Sensasi dingin yang dirasakan tubuh mengindikasikan bahwa ada panas internal di dalam tubuh. Siapa yang dapat mengingkari fakta ini? Tapi, apa buktinya bahwa panas hanya dihasilkan oleh api? Api memang menyebarkan panas, tetapi panas tidak mesti berasal dari api. Tampaknya pernyataan yang tepat dalam hal ini adalah sebagian unsur panas dihasilkan oleh api.


Tetapi, pernyataan bahwa esensi api rusak ketika bercampur dengan tubuh tidak didukung oleh fakta atau pendapat para kalangan ahli kesehatan. Sebagian pendukung (orang-orang yang mengatakan bahwa tubuh merupakan bagian dari api, seperti Ibnu Sina) mengakui dalam kitab As-Syifa'23 bahwa semua jenis unsur tetap utuh seluruhnya sesuai struktur alaminya ketika mengalami percampuran dalam suatu senyawa. Semoga Allah memberikan taufik-Nya. (rel/budi)
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Petunjuk Nabi Tentang Makan dan Minum

Iklan