Oleh : Medi Iswandi*
Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Barat
suluah.id - Pariwisata kini tak hanya berkonsentrasi pada paket liburan. Industri Meeting, Incentives, Convention dan Exhibition atau dikenal dengan wisata MICE telah memunculkan semangat baru pada sektor Pariwisata. Kegiatan Wisata MICE seperti: seminar, konvensi, serta pameran yang digelar sangat berdampak positif untuk kepariwisataan Sumatera Barat.
Dengan banyaknya kegiatan MICE otomatis memberikan peningkatan penghasilan bagi masyarakat termasuk para pelaku kepentingan pariwisata misalnya; produk kerajinan, rumah makan, hotel akomodasi, pusat perbelanjaan.
Pariwisata di Sumatera Barat pasca pandemi covid mulai memperlihatkan kondisi perbaikan yang sangat signifikan.
Dari data BPS tentang struktur PDRB menurut lapangan usaha, indikator pariwisata dilihat dari lapangan usaha Akomodasi dan Konsumi, walaupun kontribusi terhadap PDRB hanya baru 1,35% namun pertumbuhannya tercatat tertinggi dibandingkan semua lapangan usaha lainnya yang membentuk PDRB yaitu tumbuh sebesar 15,80%. Pada triwulan 1 tahun 2023 tercatat pada data BPS kontribusinya meningkat menjadi 1,37% dengan pertumbuhan 9,70% dan merupakan pertumbuhan no 2 tertinggi di triwulan 1 tahun 2023 dari semua lapangan usaha yang membentuk PDRB.
Saat ini Indikator keberhasilan pariwisata tidak hanya dilihat dari angka kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara, namun dilihat dari seberapa besar sektor ini memberikan kontribusi nyata terhadap ekonomi suatu daerah dan seberapa besar PAD dapat dihasilkan dari semua aktivitas pariwisata yang terjadi di suatu daerah.
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia, Sumatera Barat memiliki berbagai keunggulan dalam industri MICE, untuk mendukung peningkatan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, tahun 2023 ini telah dicanangkan sebagai Tahun Kunjungan Wisata Sumatera Barat (Visit Beautiful West Sumatera 2023). Tercatat lebih dari 70 kegiatan MICE baik berskala provinsi, nasional maupun internasional sudah dan akan dilaksanakan pada tahun 2023 ini, belum lagi event-event yang dilaksanakan di Kab/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat.
Pada bulan Juni ini sedang dilaksanakan agenda Latsitarda dan Penas KTNA 2023 yang menghadirkan puluhan ribu tamu dari seluruh Indonesia bahkan mancanegara di Sumatera Barat. Pelaksanaan Latsitarda 2023 dan Penas KTNA 2023 merupakan sebuah strategi pariwisata MICE yang unik dan tepat di Sumatera Barat.
Karena MICE yang biasanya dilaksanakan di auditorium atau gedung pertemuan yang megah, menginap di hotel yang mewah, namun pada dua event ini, disamping memang menggunakan semua kamar-kamar hotel di Kota Padang dan sekitarnya, namun karena jumlah peserta yang sangat banyak sehingga juga memanfaatkan homestay dan rumah-rumah penduduk dalam jumlah yang sangat banyak.
Kondisi ini tentu membawa manfaat langsung kepada masyarakat. Yang biasanya masyarakat hanya sebagai penonton atau paling hebat menjadi tukang parkir dalam sebuah aktivitas pariwisata, saat ini langsung menjadi pelaku industri melalui homestay-homestay dadakan.
Hal ini juga mengajarkan secara langsung kepada masyarakat bagaimana menerapkan hospitality kepada tamu, bagaimana membuat tamu betah, bagaimana memberikan pelayanan terbaik. Sehingga tentu kita berharap rumah-rumah yang saat ini digunakan menampung tamu-tamu Latsitarda dan penas KTNA 2023 dikemudian hari yang jika dibina dengan baik oleh pemerintah kab/kota akan menjadi homestay dan tentunya akan membawa manfaat ekonomi berkelanjutan secara langsung kepada masyarakat.
Hal lainnya yang dapat kita amati adalah, homestay perputaran ekonominya bisa dikatakan 100 persen langsung didapat masyarakat dan ekonomi yang dihasilkan berputar langsung di daerah tersebut, sedangkan hotel-hotel besar yang investornya di luar Sumatera Barat, maka perputaran ekonomi yang tinggal tentu hanya biaya operasional dan biaya pegawai, sedangkan keuntungannya tentu sebahagian besar akan keluar dari Sumatera Barat.
Disamping hal diatas manfaat lain adalah, pada kegiatan Latsitarda peserta yang merupakan taruna/taruni dari Akademi TNI/Polri/STPDN dan mahasiswa beberapa perguruan tinggi melaksanakan kegiatan bakti sosial dalam bentuk kegiatan penyuluhan kepada masyarakat seperti penyuluhan mengenai kesehatan, stunting, bahaya narkoba, gerakan masyarakat hidup sehat ataupun memberi motivasi kepada siswa-siswi SLTA untuk dapat melanjutkan pada sekolah kedinasan tersebut.
Kegiatan lainnya berbentuk pembangunan fisik seperti perbaikan lingkungan, sanitasi dan perbaikan rumah tidak layak huni di 5 (lima) kab/kota yaitu Kota Padang, Kota Pariaman, Kota Solok, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Pasaman yang menjadi tempat lokus kegiatan Latsitarda 2023 ini.
Pada kegiatan Penas Tani, disamping manfaat ekonomi karena ada transaksi UMKM pada pameran, namun para petani di Sumatera Barat dapat melihat dan belajar langsung tentang teknologi terbaru yang ditampilkan dari kementerian pertanian, organisasi maupun perusahaan-perusahaan pertanian dan perkebunan serta juga dapat bertukar pengalaman dan saling belajar dengan kelompok petani lain dari seluruh Indonesia.
Mengenai Pariwisata, Buya Mahyeldi saat menjabat Walikota Padang memang punya pengalaman yang sangat baik bagaimana meningkatkan PAD dari pariwisata dan sekaligus memberi manfaat langsung kepada masyarakat.
Pariwisata Padang meningkat pesat pada periode beliau menjabat walikota. Pertumbuhan PAD Pariwisata (Pajak Restoran dan Rumah Makan, pajak hiburan serta Retribusi Objek Wisata) meningkat sangat signifikan dimana pada tahun 2015 realisasi PAD Kota Padang disektor ini baru mencapai Rp. 17,8 M namun pada tahun 2019 mencapai Rp. 110 M atau meningkat 6 kali lipat (600%) dalam waktu 4 tahun.
Pertumbuhan yang sangat signifikan tersebut dihasilkan dengan beliau memberikan kebijakan insentif kepada kegiatan-kegiatan MICE seperti menyediakan jamuan makan malam bersama walikota padang jika group dan rombongan minimal 100 orang menginap dua malam di Kota Padang, dan memberikan Souvenir dalam bentuk Rendang kepada jemaah umroh dari luar kota padang yang menginap dihotel kota padang sebelum keberangkatannya.
Beliau nyatakan bahwa insentif yang diberikan kepada kegiatan MICE dan wisatawan ini juga dinikmati langsung oleh UMKM kuliner di Kota Padang, disamping 10% kembali lagi kepada Pemerintah Daerah dalam bentuk Pajak, jadi ini hanya soal memindahkan isi kantong kiri ke kantong sebelah kanan.
Beliau juga mempunyai strategi marketing sederhana namun sangat mengena yaitu : “kalau dagangan kita menarik, pancing orang beramai-ramai ke tempat kita, kalau dagangan kita belum menarik, maka dagangan kita yang harus kita bawa ketempat ramai”. Artinya kita punya potensi pariwisata yang kuat, maka buat event menarik, beri insentif agar wisatawan semakin kuat untuk datang, beri pelayanan maksimal melalui koordinasi semua perangkat daerah dalam melaksanakan kegiatan tersebut sehingga organisasi, kementerian/lembaga pemerintah pusat dan swasta semakin yakin melaksanakan MICE di daerah kita.
Namun jika potensi kita belum dikenal, tentu promosi harus kita laksanakan lebih intensif di daerah-daerah yang menjadi wisatawan potensial untuk Sumatera Barat.
Pelaksanaan Pembukaan Penas KTNA 2023 ini saja telah memberikan dampak ekonomi sampai kepada pelaku-pelaku usaha mikro, tercatat disebuah media sosial (instagram) bagaimana seorang penjual payung keliling sangat gembira karena mendadak mendapat transaksi Rp. 600 ribu hanya dalam dua jam, karena cuaca panas menyebabkan para tamu dan peserta mencari payung sebagai peneduh.
Hal yang tidak berhubungan dengan pariwisata dan kegiatan penas KTNA ini saja mendapat imbas manfaat cukup besar, bisa kita bayangkan manfaat ekonomi yang sangat besar yang diterima hotel, homestay, industri kuliner, sewa kendaraan, souvenir, EO, penyewaan sound system, tenda dan usaha ikutan pariwisata lainnya.
Dari sisi promosi juga membawa dampak yang sangat signifikan terhadap pariwisata Sumatera Barat. Karena di hadiri banyak Pejabat Tinggi Negara, para Gubernur, Bupati/Walikota dan tokoh politik serta tokoh publik lainnya. Mereka tentu menikmati alam, budaya dan kuliner Sumatera Barat dan kemudian berswa foto dan memposting pada media sosialnya yang mempunyai ratusan ribu follower tidak hanya di daerah asalnya tapi dari seluruh Indonesia.
Seperti Bupati Mempawah Provinsi Kalimantan Barat yang bertemu kami saat menyambut kedatangan Wakil Gubernur Kalimantan Barat (yang kebetulan suami beliau) di Bandara Internasional Minangkabau. Ibu Bupati dengan bangganya memperlihatkan fotonya di Jam Gadang-Bukittinggi, Kelok 9-kab 50 Kota dan berbaju ‘anak daro’ di Istana Pagaruyung-Tanah Datar dan kemudian sibuk menshare foto tersebut ke semua group wa dan memposting di instagram beliau yang punya ratusan ribu follower, rupanya beliau karena ketertarikan terhadap Sumatera Barat lebih dahulu berangkat bersama rombongannya dan sesaat setelah sampai di Sumatera Barat langsung mengunjungi beberapa destinasi terkenal di Sumatera Barat dan kemudian mempromosikannya.
Terlihat juga di instagram Bupati Goa Adnan Purichta Ichsan yang punya lebih 300 ribu follower memposting videonya ketika sedang sholat dan berwisata di kawasan Mesjid Raya Sumatera Barat dan tak lupa memuji serta mengajak datang ke Sumatera Barat. Tentu banyak lagi hal serupa ini yang dilakukan oleh semua tokoh dan tamu Penas KTNA 2023 yang hadir di Sumatera Barat.
MICE telah menjadi kekuatan ekonomi baru di Sumatera Barat, referensi dari pelaksanaan Latsitarda dan Penas KTNA 2023 telah memperlihatkan bahwa hotel dan gedung yang megah bukan satu-satunya sarana dan syarat utama untuk melaksanakan MICE, namun keberanian Kepala Daerah ‘mengambil’ sebuah event besar berskala nasional maupun internasional, kepiawaian Kepala Daerah mengorganisir semua perangkat daerah untuk melaksanakan tugas dengan baik dalam pelaksanaannya serta bagaimana upaya melibatkan masyarakat untuk mendukung dan berperan pada event tersebut menjadi suatu kunci. Dengan semua keterbatasan ketersediaan akomodasi dari industri pariwisata, masyarakat malah dapat menikmati langsung manfaat ekonomi dari semua event ini.
Karena semua pendapatan pajak dan retribusi baik pajak hotel, pajak restouran, pajak hiburan maupun retribusi objek wisata merupakan objek pajak yang menjadi kewenangan Kab/Kota, dalam arti semua aktivitas pariwisata membawa peningkatan langsung terhadap PAD Kab/Kota, semoga ini menjadi referensi bagi bupati/walikota di Sumatera Barat, untuk melaksanakan event MICE berskala nasional dan internasional walaupun masih terbatas sarana akomodasi maupun gedung pertemuan dari Industri Pariwisata di daerahnya, karena jika keramahan dapat ditonjolkan, dukungan pelaksanaan event dari semua perangkat daerah dapat diberikan, akomodasi homestay yang nyaman dapat disediakan, budaya dan kuliner yang unik dapat disajikan serta kebijakan insentif yang menarik juga dapat diberikan, dengan semua keterbatasan industri pariwisata yang ada pada daerah tersebut malah akan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.(*)
* Kepala Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto (2010 – 2014),
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang (2015 – 2018)