Dosen Komunikasi Politik Universitas Andalas (Unand) Padang Najmuddin M. Rasul, Ph.D, (Dok.suarakampus) |
Padang, suluah.id - Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sebagai bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), dinilai telah menerapkan strategi komunikasi politik dengan baik.
"Saya melihat, belum adanya sikap politik resmi PKS, adalah bagian dari strategi komunikasi politik KPP," kata Dosen Komunikasi Politik Universitas Andalas (Unand) Padang Najmuddin M. Rasul, Ph.D, Rabu (13/9), di Padang.
Menurutnya, akibat dari strategi komunikasi politik tersebut, Anies Baswedan, PKS, dan KPP menjadi bahan diskusi dan percakapan publik. Percakapan itu, imbuhnya, ada yang positif dan banyak yang negatif.
Dengan demikian, kata Najmuddin, semua media yang melakukan talkshow dengan menghadirkan narasumber, secara tidak langsung sudah ikut mempromosikan pasangan Bakal Calon Presiden (bacapres) Anies dan Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, sekaligus juga KPP.
"Tanpa mereka sadari, mereka menjadi pendukung Bacapres dan Bacawapres KPP," sebut Najmudin, yang merupakan tokoh akademisi asal Nagari Guguak Malalo, Kabupaten Tanah Datar.
Perbincangan ini menjadi hangat di ranah komunikasi publik, karena deklarasi Cak Imin sebagai bacawapres, tidak dihadiri wakil PKS sebagai anggota KPP. Kondisi demikian, diakuinya, menimbulkan spekulasi dalam masyarakat, termasuk dari dua pesaingnya dan para pengamat komunikasi politik.
Pertanyaan yang muncul, menurut Najmuddin, apakah ketidakhadiran pimpinan PKS menunjukkan ketidaksukaan dengan cara politik Surya Paloh? Ataukah memang tidak suka dengan Cak Imin? Inikah bentuk ketidaksolidan KPP? Bahkan sampai hari ini pun, tuturnya, belum ada sikap politik resmi PKS.
"Dari fenomena dan komunikasi politik Anies dengan pimpinan PKS, menunjukkan PKS tetap istiqamah dalam KPP dan mendukung Anies sebagai Bacapres," sebutnya. (*)