Iklan

Filosofi Siriah Carano bagi Masyarakat Minang

16 Oktober 2023, 10:48 WIB
 


suluah.id - Sirih carano adalah salah satu tradisi masyarakat Sumatera Barat yang masih bertahan hingga saat ini. Tradisi ini berupa penyambutan tamu dengan sirih yang disajikan di dalam sebuah wadah yang disebut carano. Carano adalah sebuah wadah berbentuk dulang berkaki yang terbuat dari emas, perak, atau kuningan. Di dalamnya berisi daun sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau.

Tradisi sirih carano memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Sumatera Barat. Sirih melambangkan kehormatan, ketulusan, dan rasa hormat. Kapur melambangkan kebijaksanaan dan kesabaran. Gambir melambangkan ketegasan dan kesetiaan. Pinang melambangkan keakraban dan kebersamaan. Tembakau melambangkan persahabatan dan persaudaraan.

Dalam tradisi sirih carano, tuan rumah akan menyuguhkan sirih kepada tamu yang datang. Tamu yang menerima sirih akan mencomotnya dan kemudian mengunyahnya. Proses mengunyah sirih ini memiliki makna yang penting. Proses mengunyah sirih ini melambangkan penerimaan tamu oleh tuan rumah.

Tradisi sirih carano juga sering dilakukan dalam berbagai acara adat di Sumatera Barat, seperti pernikahan, khitanan, dan acara adat lainnya. Dalam acara adat tersebut, sirih carano akan disajikan kepada tamu yang hadir sebagai bentuk penghormatan.

Berikut adalah beberapa filosofi sirih carano bagi masyarakat Sumatera Barat:

Kehormatan

Sirih melambangkan kehormatan dan ketulusan. Oleh karena itu, tradisi sirih carano merupakan bentuk penghormatan tuan rumah kepada tamu yang datang.

Ketulusan

Sirih melambangkan ketulusan. Oleh karena itu, tradisi sirih carano merupakan bentuk ketulusan tuan rumah dalam menyambut tamu.

Rasa Hormat

Sirih melambangkan rasa hormat. Oleh karena itu, tradisi sirih carano merupakan bentuk rasa hormat tuan rumah kepada tamu.

Kebijaksanaan

Kapur melambangkan kebijaksanaan. Oleh karena itu, tradisi sirih carano merupakan bentuk harapan tuan rumah agar tamu yang datang dapat bersikap bijaksana.

Kesabaran

Kapur melambangkan kesabaran. Oleh karena itu, tradisi sirih carano merupakan bentuk harapan tuan rumah agar tamu yang datang dapat bersikap sabar.

Ketegasan

Gambir melambangkan ketegasan. Oleh karena itu, tradisi sirih carano merupakan bentuk harapan tuan rumah agar tamu yang datang dapat bersikap tegas.

Kesetiaan

Gambir melambangkan kesetiaan. Oleh karena itu, tradisi sirih carano merupakan bentuk harapan tuan rumah agar tamu yang datang dapat bersikap setia.

Keakraban

Pinang melambangkan keakraban. Oleh karena itu, tradisi sirih carano merupakan bentuk harapan tuan rumah agar tamu yang datang dapat menjalin keakraban dengan tuan rumah.

Kebersamaan

Pinang melambangkan kebersamaan. Oleh karena itu, tradisi sirih carano merupakan bentuk harapan tuan rumah agar tamu yang datang dapat menjalin kebersamaan dengan tuan rumah.

Persahabatan

Tembakau melambangkan persahabatan. Oleh karena itu, tradisi sirih carano merupakan bentuk harapan tuan rumah agar tamu yang datang dapat menjalin persahabatan dengan tuan rumah.

Persaudaraan

Tembakau melambangkan persaudaraan. Oleh karena itu, tradisi sirih carano merupakan bentuk harapan tuan rumah agar tamu yang datang dapat menjalin persaudaraan dengan tuan rumah.

Tradisi sirih carano merupakan salah satu kekayaan budaya masyarakat Sumatera Barat. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan dan keramahan tuan rumah kepada tamu yang datang. Tradisi ini juga merupakan bentuk harapan tuan rumah agar tamu yang datang dapat menjalin hubungan yang baik dengan tuan rumah.

Siriah adalah lambang kebersamaan, lambang baso-basi dan lambang persaudaraan. Biasanya siriah carano diadakan secara khusus saat upacara adat. Ada empat suasana carano siriah secara lengkap disajikan, yaitu menyongsong kedatangan tamu, yang kedua menyampaikan kehendak permohonan, yang ketiga saat sidang acara perdamaian dan keempat saat mamapek cupak buatan yaitu mengisahkan undang-undang adat yang baru dibuat.

Disuasana yang lain tidaklah lazim Siriah Jo pinang dihidangkan , itu menurut penjelasan adat.

Dalam gurindam pasambahan disebutkan:

Mako dilicak siriah jo pinang dipalik sadah jo gambia diupam manjadi satu dimakan bamerah bibia , sarinyo naiak kaparoman lamaknyo tingga dirangkuangan ganti ambalau baso-basi silaturahim salamonyo ,

Jadi , siriah diibaratkan sebagai perpaduan murni antar kelompok masyarakat lambang keakraban yang tak boleh tergoyahkan.

Ado empat unsur didalam carano siriah langkok itu , yaitu daun siriah warnanya hijau rasanya pedas , kedua buah pinang warnanya kuning rasanya kelat, yang ketiga gambir warnanya coklat rasanya pahit dan yang keempat kapur sadah warnanya putih rasanya masin atau asin.

Keempatkomponen itu digiling menjadi satu diolah dipadukan kemudian dimakan dikunyah-kunyah , ayianyo lalu dilulua sapahnyo samo dibuang mardeso nampak diwajah.
 
Jadi kesimpulannya , jika tamu disonsong dengan siriah pinang tandanya kebahagiaan telah menanti, jika bermohon dengan siriah pinang tandanya ikhlas seputiah hati , dicabiak siriah dalam sidang tanda sangketa dinyatakan telah selesai, Carano terhidang  di Balai Adat tandanya cupak sudah dipapek undang-undang sudah dibuat, dan sepakat. Majelis Tinggi Nagari melewakan atau meresmikan. (budi)
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Filosofi Siriah Carano bagi Masyarakat Minang

Iklan