suluah - Minat baca masyarakat Indonesia masih terbilang rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) pada tahun 2022, rata-rata masyarakat Indonesia hanya membaca 3,8 buku per tahun. Angka ini jauh di bawah rata-rata negara maju, seperti Amerika Serikat yang mencapai 12,2 buku per tahun.
Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia memiliki banyak faktor, antara lain:
- Akses terhadap buku yang terbatas
Akses terhadap buku yang terbatas merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tingginya harga buku, terutama buku-buku yang berkualitas. Selain itu, ketersediaan perpustakaan di Indonesia juga masih terbatas, terutama di daerah-daerah terpencil.
- Sikap masyarakat yang kurang peduli terhadap literasi
Sikap masyarakat yang kurang peduli terhadap literasi juga menjadi faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa membaca adalah hal yang membosankan dan tidak penting.
- Kurangnya dukungan dari pemerintah
Pemerintah juga perlu memberikan dukungan yang lebih besar untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Pemerintah dapat melakukan berbagai upaya, seperti menyediakan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau, membangun lebih banyak perpustakaan, dan mengadakan berbagai kegiatan literasi.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat Indonesia:
- Meningkatkan akses terhadap buku
Pemerintah perlu bekerja sama dengan penerbit untuk menyediakan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau. Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong pembangunan lebih banyak perpustakaan, terutama di daerah-daerah terpencil.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap literasi
Pemerintah perlu melakukan kampanye literasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya membaca. Kampanye ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti televisi, radio, dan media sosial.
- Mengembangkan budaya literasi di sekolah
Sekolah perlu mengembangkan budaya literasi di lingkungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan berbagai kegiatan literasi, seperti membaca bersama, menulis kreatif, dan debat.
- Mengembangkan budaya literasi di keluarga
Keluarga juga berperan penting dalam meningkatkan minat baca anak-anak. Orang tua perlu membiasakan anak-anak untuk membaca sejak dini. Orang tua juga perlu menjadi contoh yang baik bagi anak-anak dalam membaca.
Dengan meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan berpengetahuan.
Tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia meningkat sebesar 7,4% pada tahun 2022 menjadi 63,9 poin menurut data Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Masyarakat Indonesia membaca lima bahan bacaan setiap tiga bulan pada 2022 dan waktu membaca masyarakat Indonesia selama 1 jam 37,8 menit per hari.
Meskipun terjadi peningkatan, tingkat literasi di Indonesia masih rendah. Berdasarkan riset Kementerian Komunikasi dan Informatika 2021 dan UNESCO 2022, indeks minat baca masyarakat di Indonesia hanya mencapai 0,001 persen, atau dari 1.000 orang hanya satu orang yang gemar membaca.
Untuk meningkatkan indeks literasi manusia Indonesia, beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1. Merekrut dan meningkatkan kualitas guru sejalan dengan Kesepakatan Muscat.
2. Mengatasi masalah gizi sedini mungkin.
3. Menyediakan perpustakaan di dalam rumah.
4. Menyusun jadwal aktivitas literasi.
5. Melakukan aktivitas literasi di luar rumah.
Rendahnya minat baca di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keterbatasan akses ke buku, kurangnya budaya membaca, dan pengaruh teknologi yang mengalihkan perhatian masyarakat.
Selain itu, rendahnya minat baca juga dapat disebabkan oleh kurangnya dukungan orangtua dalam memperkenalkan literasi pada anak dan tidak menyisihkan sedikit waktunya untuk mendampingi anaknya dalam membaca. (budi)