Iklan

PAFI Boltim Dukung Arahan Wamenkes Prof Dante agar Obat Harus Sampai ke Daerah Terpencil

22 Juni 2024, 07:52 WIB


Suluah.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama sejumlah organisasi kesehatan mengadakan pertemuan untuk menyusun formularium nasional di Jakarta beberapa waktu lalu (11/06.red) 

Salah satu topik yang dibahas adalah pemberian insulin basal, yakni jenis insulin yang bekerja jangka panjang, di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).

Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono berpesan untuk memastikan obat-obatan, termasuk insulin, dapat menjangkau daerah terpencil di Indonesia. Sebab, saat ini insulin hanya boleh diberikan di fasilitas kesehatan rujukan atau rumah sakit, sementara akses ke rumah sakit di daerah terpencil sangat sulit.

“Saya punya kesempatan mengunjungi daerah-daerah yang sangat terpencil di kepulauan-kepulauan di Maluku, Papua, di daerah-daerah Sulawesi di mana untuk mencapai rumah sakit butuh waktu berjam-jam ada yang mesti naik perahu 8 jam, tergantung kondisi alam,” ucap Prof. Dante.

“Jadi, di Fakultas Kedokteran, pemahaman tentang penggunaan insulin ini sangat penting untuk bekal mereka menggunakan insulin di FKTP. Kalau inisiasinya, unsur yang memang risikonya kecil itu yang ideal sekali,” ujar Prof. Dante.

”Saya mengetuk hati Bapak-bapak sekalian untuk daerah-daerah terpencil, mudah-mudahan daerah-daerah terpencil tersebut tetap dapat menggunakan multiple dose insulin dari FKTP dengan panduan yang nanti dibantu oleh lembaga pendidikan dan sebagainya,” tambahnya.

Gayung bersambut, Farmakolog Klinik Prof. Rianto Setiabudy mengatakan pihaknya harus memikirkan jalan keluar yang terbaik yaitu inisiasi terapi insulin terutama untuk daerah terpencil.

“Namun, untuk daerah-daerah yang sangat terpencil, kami bikin pengecualian. Kemudian, tenaga-tenaga di FKTP harus diberikan pelatihan khusus supaya bisa memberikan obat ini dengan aman,” tutur Prof. Rianto.

Ia menambahkan, pemberlakukan terapi insulin di FKTP merupakan solusi praktis untuk daerah terpencil.
Terkait arahan tersebut, Persatuan Ahli Farmasi Indonesia Bolaang Mongondow Timur menunjukkan komitmennya untuk memastikan akses obat-obatan ke daerah terpencil di wilayahnya.

Komitmen ini ditunjukkan dengan berbagai upaya, termasuk:
  • Melakukan pendampingan kepada apotek dan toko obat di daerah terpencil untuk meningkatkan kualitas layanan dan memastikan ketersediaan obat yang esensial.
  • Bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan program distribusi obat yang lebih efektif dan efisien ke daerah terpencil.
  • Melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat yang rasional dan aman.

Salah satu contoh konkret dari komitmen PAFI Boltim adalah
penyelenggaraan kegiatan sosialisasi tentang obat-obatan kepada masyarakat di daerah terpencil. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang obat-obatan, sehingga mereka dapat menggunakan obat dengan lebih bijak dan aman.

Upaya-upaya PAFI Boltim ini diharapkan dapat meningkatkan akses obat-obatan ke daerah terpencil dan meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

Berikut adalah beberapa manfaat dari komitmen PAFI Boltim:
  • Meningkatkan akses obat-obatan ke daerah terpencil, sehingga masyarakat di daerah tersebut dapat memperoleh obat yang mereka butuhkan untuk menjaga kesehatan mereka.
  • Meningkatkan kesehatan masyarakat di daerah terpencil, karena mereka dapat menggunakan obat dengan lebih bijak dan aman.
  • Meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil, karena mereka tidak perlu lagi menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan obat.

Komitmen PAFI Bolaang Mongondow Timur  ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi organisasi profesi lainnya
untuk turut berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia.(*) 
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • PAFI Boltim Dukung Arahan Wamenkes Prof Dante agar Obat Harus Sampai ke Daerah Terpencil

Iklan