Iklan

Masjid Nurul Iman Koto Gadang: Jejak Sejarah dan Identitas Arsitektur Minangkabau

29 Maret 2025, 10:37 WIB


Suluah.id - Di balik lanskap perbukitan yang indah di Koto Gadang, Agam, berdiri sebuah bangunan bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang masyarakat Minangkabau dalam menjaga tradisi dan keimanan. 

Masjid Nurul Iman Koto Gadang, atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Tapi Koto Gadang, merupakan salah satu masjid tertua di Sumatera Barat yang menyimpan nilai historis dan estetika arsitektur Minangkabau yang khas.

Warisan Sejarah yang Terawat

Masjid ini awalnya dikenal dengan nama Masjid Jami’ Lama dan didirikan pada tahun 1856. Keberadaannya mencerminkan bagaimana Islam telah mengakar kuat di tengah masyarakat Minangkabau sejak abad ke-19. 

Sebagai pusat ibadah dan kegiatan keagamaan, masjid ini menjadi tempat berkumpulnya para ulama dan masyarakat setempat dalam berbagai aktivitas keislaman dan sosial.

Dalam catatan sejarah, pembangunan masjid ini tidak hanya menjadi wujud religiusitas, tetapi juga semangat gotong royong yang melekat pada masyarakat Minangkabau. 

Menurut sejarawan Minangkabau, Dr. Mestika Zed, beliau mengungkapkan bahwa "Masjid-masjid tua di Minangkabau, termasuk Masjid Nurul Iman Koto Gadang, adalah bukti nyata dari sistem sosial dan adat yang bersinergi dengan ajaran Islam, mencerminkan filosofi adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah."

Keunikan Arsitektur yang Memukau


Salah satu daya tarik utama masjid ini adalah arsitekturnya yang khas. Bangunan utama terbuat dari kayu dan memiliki ukuran 20x20 meter, sebuah dimensi yang cukup luas untuk menampung jamaah dalam jumlah besar. 

Tidak seperti kebanyakan masjid modern yang memiliki kubah, Masjid Nurul Iman Koto Gadang mempertahankan ciri khas Minangkabau dengan atap gonjong yang menyerupai rumah gadang.

Atapnya terbuat dari ijuk, terdiri dari satu gonjong utama di tengah yang diapit oleh delapan gonjong kecil di sekelilingnya. Bentuk ini bukan sekadar estetika, tetapi juga melambangkan filosofi adat Minangkabau yang kaya akan nilai-nilai kekerabatan dan kebersamaan. 

Struktur bangunan yang berbahan dasar kayu menambah keunikan masjid ini, mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.

Tetap Relevan di Era Modern

Meskipun telah berusia lebih dari satu abad, Masjid Nurul Iman Koto Gadang tetap menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Renovasi dilakukan dengan tetap mempertahankan keaslian arsitektur dan bahan bangunan, sehingga nilai sejarahnya tidak pudar.

Di era digital ini, keberadaan masjid ini semakin mendapat perhatian dari berbagai kalangan, termasuk akademisi dan wisatawan yang tertarik dengan warisan budaya Minangkabau. 

Pemerintah daerah dan komunitas sejarah turut berperan dalam upaya pelestarian masjid ini sebagai bagian dari identitas budaya dan sejarah Minangkabau yang tidak boleh hilang.

Masjid Nurul Iman Koto Gadang bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol sejarah, budaya, dan arsitektur Minangkabau yang kaya.

Keunikan bangunan ini menjadi pengingat bahwa Islam di Minangkabau tumbuh dan berkembang seiring dengan adat dan tradisi setempat. 

Dengan upaya pelestarian yang terus dilakukan, masjid ini diharapkan tetap berdiri kokoh sebagai saksi bisu perjalanan peradaban Islam dan budaya Minangkabau di Sumatera Barat.(budi) 
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Masjid Nurul Iman Koto Gadang: Jejak Sejarah dan Identitas Arsitektur Minangkabau

Iklan