"The bigger the star, the smaller the ego."
suluah.id - Pernah dengar ungkapan itu? Itu adalah kalimat yang diucapkan Dr. Phil McGraw, psikolog dan host acara TV ternama Dr. Phil Show, saat menanggapi seorang tamu yang meremehkan ibunya sendiri hanya karena sang ibu "cuma punya sedikit follower di media sosial."
Bayangkan, seorang anak merasa lebih hebat dari orang tuanya hanya karena jumlah followers! Lucu sekaligus miris, bukan?
Dr. Phil, yang dikenal tegas dan berwibawa, langsung menyoroti masalah ini: orang yang benar-benar pintar biasanya rendah hati, sementara yang sok pintar justru paling keras suaranya.
Nah, fenomena "pura-pura pintar" ini ternyata punya ciri khas yang mudah dikenali. Yuk, kita bahas!
10 Ciri Orang yang "Pura-Pura Pintar" (Tapi Sebenarnya Tidak)
1. Dibesarkan di Dunia Pilihan Ganda
Mereka terbiasa berpikir: "A atau B? Benar atau salah?" Padahal, kehidupan nyata penuh nuansa. Tidak semua hal hitam-putih.
Contoh:
- "Kamu pro pemerintah atau oposisi?"
- "Agama atau sains?"
Padahal, kita bisa kritis sekaligus menghargai kebijakan yang baik, atau memeluk agama sambil mendukung kemajuan sains.
2. Berpikir Hitam-Putih
Bagi mereka, tidak ada abu-abu. Jika kamu tidak setuju 100%, berarti kamu musuh. Padahal, kebenaran sering berada di tengah-tengah.
Fakta:
Penelitian dari University of Cambridge (2019) menunjukkan bahwa orang yang cenderung berpikir absolut (hitam-putih) lebih rentan terhadap bias kognitif dan sulit menerima perspektif baru.
3. Suara Keras, tapi Tak Didengar
Mereka suka berdebat, tapi ujung-ujungnya cuma memaksakan pendapat sendiri. Ego besar, pengetahuan minim.
Kutipan relevan:
"Empty vessels make the loudest sound." – Pepatah Inggris
4. Ukur Kepintaran dari Jumlah Follower
Bagi mereka, trending topic = benar. Banyak like = pintar. Padahal, media sosial sering jadi echo chamber (ruang gema) yang hanya memantulkan suara yang sama.
Data:
Menurut Pew Research Center (2023), 64% pengguna media sosial mengaku pernah terpapar informasi yang ternyata hoaks. Artinya, popularitas ≠ kebenaran.
5. Lebih Peduli "Bagaimana" Daripada "Mengapa"
Mereka langsung loncat ke solusi tanpa pahami akar masalah. Contoh:
- "Gimana caranya biar cepat kaya?" (Tanpa mikir: "Apa definisi kaya yang sebenarnya?")
6. Semakin Bodoh, Semakin PD
Ini namanya Dunning-Kruger Effect – saat seseorang yang minim pengetahuan justru merasa paling ahli.
Studi:
Penelitian Dunning & Kruger (Cornell University, 1999) membuktikan bahwa orang dengan kompetensi rendah sering melebih-lebihkan kemampuan diri.
7. Cepat Kecewa karena Berpikir Instan
Mereka ingin segalanya cepat, simpel, dan instan. Ketika realita tidak sesuai ekspektasi, langsung menyerah.
8. Berpikir Linier (Lurus-lurus Aja)
Mereka percaya bahwa:
- "Kalau rajin sekolah, pasti sukses."
- "Kalau kerja keras, pasti kaya."
Padahal, hidup penuh ketidakpastian dan anomali.
9. Hanya Mencari Satu Jawaban
Mereka tidak terbuka dengan alternatif solusi. Padahal, banyak masalah punya banyak solusi.
10. Tidak Paham bahwa Kebenaran itu Bisa Beragam
Di era media sosial, kebenaran sering berbenturan. Mereka yang "pura-pura pintar" tidak bisa menerima bahwa dua hal yang bertolak belakang bisa sama-sama benar.
Contoh Nyata:
- Taksi Online vs. Taksi Konvensional – Keduanya punya kelebihan dan kekurangan.
- GMO (Golden Rice) vs. Makanan Organik – Beras transgenik bisa bantu atasi defisiensi vitamin A, tapi ada yang khawatir dengan dampak jangka panjang.
- Populasi Dunia Naik, Tapi Fertilitas Turun – Negara seperti Jepang dan Korea menghadapi krisis populasi, sementara Afrika masih tumbuh pesat.
Lalu, Bagaimana Menghadapi Orang yang Sok Pintar?
Imam Syafi’i pernah berkata:
"Aku tidak pernah berdebat dengan orang keras kepala, karena mereka tak akan mengakui kesalahan."
Dr. Phil juga punya cara: diam saja. Orang yang benar-benar pintar tidak perlu membuktikan kepintarannya.
Jadi, jika ada yang "sok tahu", tersenyumlah. Biarkan mereka hidup dalam ilusi kepintarannya sendiri. [*]